Senin, 30 Juni 2014

Top 16, 4th Match: Costa Rica vs Greece

Costa Rica 1 (5)  –             1 (3) Greece
Bryan Ruiz ’52                   Socratis Papastathopoulos ‘90+1

Persis seperti Brazil, Costa Rica hampir saja tidak jadi menang saat menghadapi Yunani di babak 16 besar dini hari tadi.
Pada babak pertama, tanpa disangka, Yunani yang merupakan runners-up di grup C, grup yang paling tidak diunggulkan, ternyata malah lebih menguasai pertandingan dibandingkan dengan Costa Rica, yang berhasil menjadi juara di grup yang berisikan tiga tim 10 besar peringkat FIFA. Selama babak pertama Costa Rica cukup kewalahan menghadapi Yunani. Cukup banyak peluang yang terjadi yang gagal dimanfaatkan oleh pemain-pemain Yunani maupun Costa Rica.
Namun, setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, gol Bryan Ruiz di menit ke-52 akhirnya memecahkan kebuntuan Costa Rica.
Gol itu tampaknya cukup memanaskan aura pertandingan. Apalagi, kemudian Oscar Duarte mendapat akumulasi kartu kuning di menit ke-66 karena menyelengkat pemain Yunani (jangan harap gue inget namanya) dari belakang.
Meski harus bermain dengan 10 pemain, Costa Rica masih mampu menahan serangan demi serangan dari Yunani. Menjelang akhir pertandingan, Costa Rica sudah hampir saja membukukan kemenangan dan melenggang bebas ke babak perempat final.
Namuuun...sesuai kekhawatiran saya... satu menit memasuki injury time, Yunani tiba-tiba saja menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1 lewat gol Papastathopoulos! Satu sih yang gue penasaran sama pemain Yunani yang satu ini: itu nulis namanya di punggung kaya apa? Panjang bener!
Googling aja kali...
Oh iya bener...

Nama punggung Sokratis Papastathopoulos di seragam timnas

Yaaah...curang...kaya gitu doang ternyata... Ditulisnya Sokratis-nya. Curang. Yang lain kan pada ditulis nama keluarganya. Kenapa dia beda sendiri? Kaya pemain Amerika latin aja, ditulis nama depannya.

Tuh, yang di Milan juga gitu nulisnya.

Nah ini dia! Gini doang sih ternyata.

Eniwei...ini lagi ngomongin apa sih tadi? Kok bisa sampe sini?
Oh iya, jadi kan kedudukannya 1 - 1 nih sampai akhir pertandingan. Maka pertandingan ini pun menjadi pertandingan ke dua yang harus melalui extra time. Sama juga seperti Brazil vs Chile kemarin, dua babak extra time tidak menghasilkan satu gol pun, sehingga ini pun menjadi pertandingan ke dua di babak 16 besar yang harus diselesaikan melalui adu penalty.

Penendang pertama adalah Celso Borges dari Costa Rica. Masuk! 1 - 0 bagi Costa Rica.
Tapi penendang pertama dari Yunani pun, salah satu pemain bintang Yunani, Konstantinos Mitroglou, juga berhasil memasukkan bola, sehingga menyamakan kedudukan jadi 1 - 1.
Sampai penendang ke dua dan ke tiga dari kedua tim, Bryan Ruiz dan Giancarlo Gonzales dari Costa Rica, dan Lazaros Christodoulopoulos (waaah namanya lebih panjang lagi!) dan Jose Holebas dari Yunani, tidak ada satupun yang gagal memasukkan bola. Penendang ke empat dari Costa Rica, Joel Campbell, juga berhasil memasukkan bola. Dan ternyata, setelah tujuh pemain berhasil mengeksekusi giliran mereka masing-masing, pada akhirnya, Theofanis Gekas dari Yunani menjadi penendang pertama yang gagal memasukkan bola! Suasana langsung meriah dengan sorakan para suporter Costa Rica.
Kegagalan Theofanis Gekas itu membuat kedudukan menjadi 4 - 3 bagi keunggulan Costa Rica. Maka, begitu Michael Umaña, yang menjadi penendang terakhir dari Costa Rica, berhasil memasukkan bola, pertandingan langsung berakhir. Kemenangan adu penalty 5 - 3 bagi Costa Rica.

Costa Rica memang pantas menang. Walaupun menang lewat adu penalty, mereka sudah bermain dengan 10 pemain selama 54 menit terakhir pertandingan, dan berhasil menahan gempuran Yunani.

Costa Rica menjadi juara grup ke empat yang berhasil lolos ke babak perempat final. Setelah juara grup A, B, C, dan D berhasil lolos ke babak perempat final, akankah para juara dari grup E, F, G, dan H menyusul?

Dari segi benua, dari empat negara yang sudah lolos ke perempat final, tiga di antaranya berasal dari benua Amerika. Akankah dua negara benua Amerika lainnya lolos ke perempat final? Kita tunggu jawabannya!

Pencetak gol terbanyak sementara:
5
James Rodríguez (Colombia)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)

1
Oscar, Fred, Fernandinho, David Luiz (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


138 gol dicetak 101 pemain dari 32 tim/negara.

Minggu, 29 Juni 2014

Top 16, 3rd Match: Netherlands vs Mexico

Netherlands 2     –             1 Mexico
Wesley Sneijder ’88          Giovani Dos Santos ‘48

Klas Jan Huntelaar ‘90+4 (p)

Babak 16 besar kembali menyajikan pertandingan yang panas dan menegangkan. Kali ini Belanda sebagai juara grup B yang berhadapan dengan Mexico sebagai runners-up grup A. Pertandingan yang dilangsungkan di Fortaleza ini sempat dihentikan untuk cooling break pada pertengahan babak pertama dan pertengahan babak ke dua, saking panasnya cuaca di stadion saat itu. Pada babak pertama, Belanda terlihat seolah kehilangan grip. Mexico tampak lebih banyak menguasai bola dan membuat para pemain Belanda kewalahan. Namun tidak tercipta satu gol pun di babak pertama.
Hampir sepanjang babak ke dua, Mexico dan para suporternya optimis akan memenangkan pertandingan. Pasalnya, babak ke dua baru saja berjalan 3 menit, Giovani Dos Santos sudah mencetak gol yang membawa Mexico unggul 1 - 0. Keunggulan itu dinikmati Mexico selama hampir seluruh babak ke dua. Walaupun terjadi begitu banyaknya peluang, Belanda terus-menerus gagal mengeksekusi menjadi sebuah gol. Semakin mendekati akhir pertandingan, supporter Belanda semakin pesimis. Namun, tragis bagi Mexico, hanya beberapa menit menjelang berakhirnya pertandingan, terjadi kemelut di depan gawang, yang berakhir dengan gol yang dicetak Wesley Sneijder di menit ke-88. Gol itu sendiri sangat cantik. Saat terjadi kemelut di depan gawang, Sneijder berlari menyambut bola panas, dan melepaskan tembakan mendatar yang sangat tajam membobol gawang Ochoa.
Gol Sneijder memberikan semangat baru bagi Belanda dan para supporternya. Pertandingan kembali memanas. Baik Mexico dan Belanda menjadi lebih ngotot, sekaligus lebih berhati-hati. Sayangnya, pertandingan yang apik ini harus berakhir dengan kontroversial. Pada injury time babak ke dua menit ke-4, Arjen Robben sengaja menjatuhkan diri di kotak penalty, dan wasit memberikan keputusan yang sangat menyedihkan itu: hadiah penalty bagi Belanda. Penalty itu sukses dieksekusi oleh Klas Jan Huntelaar. Satu menit kemudian wasit meniup peluit panjang yang memupuskan harapan Mexico. Belanda pun melaju ke babak perempat final dengan caranya yang sangat memalukan.

Top 16, 2nd Match: Colombia vs Uruguay

Colombia 2         –             0 Uruguay
James Rodriguez ’28, ‘50

Di pertandingan ke dua pada babak perdelapan final ini, Colombia kembali memperpanjang rekor kemenangannya setelah melibas Uruguay dengan skor 2 - 0. Kedua gol dicetak oleh mesin gol Colombia, James Rodriguez pada menit ke-28 dan 50. Dua gol itu mengantarkan Rodriguez ke puncak daftar pencetak gol terbanyak sementara, dengan 5 gol, mengalahkan Messi, Neymar, dan Thomas Muller yang sempat menjadi pencetak gol terbanyak dengan 4 gol.

Pencetak gol terbanyak sementara:
5
James Rodríguez (Colombia)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Ivan Perisic (Croatia)
Wilfried Bony (Ivory Coast)
Asamoah Gyan (Ghana)                      
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)

1
Oscar, Fred, Fernandinho, David Luiz (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña, Bryan Ruiz (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


133 gol dicetak 97 pemain dari 32 tim/negara.

Sabtu, 28 Juni 2014

Brasiiiiiwwww!!!

Brazil 1 (3)           –             1 (2) Chile
David Luiz '18                    Alexis Sanchez '32

Yeaaayyy!!! I'm still sooooo happy coz Brazil just won the game against Chile! It was thrilling, emotional, so full of drama and screaming. Well I screamed a lot.

Ahahaha!
Ini bener-bener pertandingan penuuuh emosi dan derama!
Ya karena ini judul blognya aja diary, gue nulis laporan pertandingannya kaya nulis diary. Nggak papa lah ya.

So gue nonton bareng pertandingan ini sama sepupu gue dan adek gue di sebuah cafe di Citos. Gue sih nggak nyangka pertandingannya bakal menegangkan banget. Gue kira ya, baru babak 16 besar, paling-paling Brazil menang, walaupun tipis. Mungkin 1 - 0 atau 2 - 1 gitu kali ya.
Nah, dimulai tuh pertandingan Brazil lawan Chile jam 11 malem. Pas baru mau mulai pertandingan, gue berdiri, terus ikut nyanyiin lagu kebangsaan negara ke dua gue, Brazil. Loh? Katanya negara ke dua Italia? Pernah ngomong gitu nggak sih gue? Yah kewarganegaraan gue sebenernya Indonesia, Brazil, sama Italia. Ribet kan.

Eniwei, ternyata kok di cafe itu kebanyakan pada pendukung Chile? Brengsek!
Gue rasa orang-orang itu sebenernya bukan dukung Chile. Tapi emang pingin aja Brazil kalah. Mungkin karena mereka sebel, sirik sama Brazil. Biasa lah, tim-tim jago kan banyak yang benci. Kaya gue benci sama Jerman aja. Eh maaf loh... hehehe.
Atau mungkin orang-orang itu pada sebel kali ngeliat gue, sepupu gue, sama adek gue, udah cewek bertiga, duduk paling depan, teriak-teriak heboh banget. Yah intinya, kalo bukan anti-Brazil, kenapa gitu ada orang yang Brazil vs Chile bisa belainnya Chile??

Yah, intinya, gue sebel, bukan sama Chile. Chile sih harus diakui, mainnya bagus banget. Apalagi kipernya! Jago gilaaaak! Udah gitu Brazil emang mainnya malu-maluin. Padahal pada jago-jago, apalagi Neymar. Tapi sayangnya, mereka tuh nggak ada team work-nya SAMA SEKALI! Apalagi Neymar!
Dan yang jelek lagi dari Brazil, adalah mentalnya! Ya masa begitu adu penalty Julio Cesar udah langsung nangis, kaya udah bakal kalah aja. Kan yang didukungnya aja udah nangis, gimana perasaan gue yang dukung coba? Gimana??

Nah, sebelum ke situ, di awal pertandingan dulu nih. Gue sama sepupu gue dan adek gue loncat-loncat kegirangan, teriak-teriak kaya apaan tau, pas Brazil unggul 1 - 0. Ditulisnya sih di situ golnya David Luiz. Tapi kita yakin banget kok itu pemain Chile yang bunuh diri! Yah bodo amat, yang penting gol, baru menit ke-18. Teriak-teriak lah kita. Udah gitu pas kita teriak-teriak diliatin orang gitu. Belakangan baru tau ternyata tuh orang pendukung Chile. Pantes nyolot. Iya kita sempet nyolot-nyolotan gitu, tapi main mata doang, belom sampe adu mulut atau adu fisik.

Gue, adek dan sepupu gue itu baru nyadar kalo kebanyakan di cafe itu pendukung Chile, adalah pas di menit ke-32 Chile menyamakan kedudukan melalui gol Alexis Sanchez! Setan! Emang jago tuh bintang Chile yang satu itu! Pas terjadinya gol, tiba-tiba aja seisi cafe pada sorak-sorak sambil tepuk tangan. Damn it!

Nah, udah deh tuh, sepanjang sisa pertandingan, muka kita bertiga udah stres aja. Apalagi Brazil mainnya jelek banget, keserang melulu, ball possession juga banyakan Chile. Mana kipernya Chile jago abis! Terus sempet ada peluang yang bagus banget Chile hampir bikin gol. Gue, adek, dan sepupu gue udah teriak jejeritan! Untung kena tiang! Thanks tiang! Gile bener deh pokoknya! Nonton Brazil-Chile itu lebih nyeremin dari nonton Sadako.

Eeh tapi, tapi, tapiii... biarpun Chile lebih banyak menguasai bola, Brazil lebih banyak lho tembakan ke gawang. Yang on target juga lebih banyak. Lebih banyak dapet corner kick juga. Jadi, heh supporter Chile di cafe yang kemaren yang pada nyolot! Sori yeee!! Brazil tetap layak menang! Cih!

Semakin mendekati akhir pertandingan, supporter Brazil di stadion maupun di cafe-cafe maupun di rumah masing-masing, makin stres dan tegang, seolah Brazil bakal kalah. Sementara suporter Chile entah kenapa makin kepedean kaya bakal menang aja. Apalagi pas akhirnya babak ke dua kedudukan tetep 1 - 1, terus extra time juga tetep 1 - 1. Begitu akhirnya adu penalty, suporter Chile langsung pada tepuk tangan. Girang abis! Suporter Brazil pada langsung pesimis. Ya iya lah! Julio Cesar aja mewek! Gimane kite?

Terus di belakang gue ada suporter Chile rese tereak-tereak "Yee, Brazil kalah yeee!"
Ya gue nggak tau deh itu ngomong ke gue atau ke temennya, kali ada yang supporter Brazil juga. Soalnya di cafe itu emang ada beberapa juga yang gue liat pake baju Brazil. Tau lah. Pokoknya gue kan kesel. Tapi gue cuma diem aja, dalem hati udah niatin "Awas lo ya sampah! Sampe Brazil menang, gue mau ngadep belakang, terus ngeledekin lo balik! Mampus lo!"

Beneran gue nggak ada masalah sama Chile maupun supporternya di belahan dunia manapun, kecuali mereka yang nyolot-nyolot di cafe pada saat gue nobar itu!

Gue deg-degaaan banget pas mau adu penalty! Kalo sampe Brazil kalah gue malu nih! Pasti suporter Chile pada ngejek. Pokoknya awas aja! Kalo sampe Brazil kalah terus sampe mereka ngeledekin dikiiiit aja.... pasti langsung gue ajak ribut! Serius deh!

Yah, tapi Allah nggak ridho kali ya kalo ada rusuh-rusuh di bulan puasa. Makanya Brazil menang kan...

Nah, dimulailah adu penalty itu. Penendang pertama adalah David Luiz dari Brazil. Dan... gol saudara-saudara!!! Adek dan sepupu gue loncat-loncat kesenengan. Gue masih diem. Jangan seneng dulu. Takut malu.
Penendang pertama dari Chile adalah Mauricio Pinilla, dan tendangannya...ditepis!! Lupa sih ditepis atau emang kejedot mistar. Seinget gue ketepis deh. Dan adek dan sepupu gue pun kembali tereak-tereak kegirangan. Gue masih belom berani tereak. Cuman tepuk tangan doang, biar aman.
Penendang ke dua dari Brazil adalah Willian. Namun...tendangannya... tidak masuuuk!! Kami suporter Brazil kembali deg-degan. Untungnya, penendang ke dua dari Chile juga gagal. Padahal, siapa coba tebak yang nendang! Yep! One and only Alexis Sanchez pemirsa! Alexis Sanchez! Iya! Yang jagoan itu! Gagal pemirsa!
Untungnya tadi yang golin satu Alexis Sanchez. Jadi suporter Chile juga nggak bisa protes lah ya dia gagal penalty. Toh kalo bukan karena gol tunggalnya dia, Chile bahkan nggak bakalan dapet kesempatan penalty.

Pada tendangan ke tiga, baik Marcelo dari Brazil maupun Charles Aranguiz dari Chile sama-sama sukses mengeksekusi. Kedudukan 2 - 1 bagi Brazil, kesempatan menendang tinggal dua kali lagi untuk masing-masing tim. Suasana semakin menegangkan. Suporter Chile mulai pucet. Suporter Brazil mulai optimis. Lebih serunya lagi, di kesempatan ke empat, Hulk gagal mengeksekusi penalty bagi Brazil, sementara Marcelo Diaz sukses memasukkan bola ke dalam gawang! Oh nooo!! Chile menyamakan kedudukan! Suporter Chile di cafe itu mulai kembali pede, dan kembali berani nyolot. Namun penentuannya adalah di tendangan terakhir.

Penendang terakhir dari Brazil adalah Neymar. Beberapa orang di cafe itu, baik yang pendukung Brazil, Chile, Jokowi, maupun Prabowo, memperkirakan bintang seperti Neymar biasanya gagal mengeksekusi penalty. Kami sebagai suporter Brazil mulai pun khawatir.
Namun..., Neymar berhasil menggantikan kekhawatiran kami dengan sorakan kegirangan! Gol! Kedudukan 3 - 2 bagi Brazil!
Tapi Chile masih punya kesempatan satu kali tendangan lagi. Gonzalo Jara maju, menjadi pemain yang menentukan hasil akhir pertandingan. Dan kami pun menunggu, hampir tanpa suara... dan... tidak gooooll!!!!
Timnas Brazil dan para pendukungnya di seluruh dunia langsung meledak dalam kebahagiaan dan kelegaan yang luar biasa. Adek dan sepupu gue loncat-loncat dan teriak-teriak kesenengan. Sementara gue, hal pertama yang gue lakukan begitu ngeliat penalty terakhir Chile gagal adalah... apa yang udah gue rencanakan jauh sebelum pertandingan berakhir: langsung madep belakang, terus ngeliatin para suporter Chile yang nyolot-nyolot itu, sambil teriak kenceng banget "YEEEEEESSSSSS!!!!!"
Wuuiiihhh!!! Legaaaa bener rasanya!
Setelah itu baru gue loncat-loncat sambil pelukan sama adek dan sepupu gue. Gue masih aja nyela-nyela suporter Chile, sengaja mau bales bikin kesel, padahal besok udah puasa. Eh, tinggal beberapa jam lagi malah.

Yah gitu deh. Akhirnya gue ngerti, kenapa pas final Piala Dunia 2010 kemaren banyak yang pada rusuh padahal cuma nonton di cafe. Ya karena orang-orang nyolot kaya mereka itu lah, dan karena ada gue yang mau-maunya ngeladenin orang-orang nyolot. Hehehe... udah ah, capek nobar di cafe. Kapok. Bikin emosi, hampir berantem, mana suara gue abis pula! Beneran deh! Bayangin aja, udah bergadang biasa aja suara gue sering abis. Ini udah bergadang, sambil tereak-tereak pula. Udah gitu gue tuh tereak-tereaknya udah kaya apaan tau. Orang melahirkan juga kalah kali! Tau sendiri gue kalo udah tereak kaya apa suaranya. Yah bagus deh, semoga semua suporter Chile yang nonton di cafe itu sama gue masih trauma selama sebulan ke depan.


Hasil Akhir Grup H

Algeria 1                             –                            1 Russia
I. Slimani ’60                                                    A. Kokorin ‘6

Sebelum pertandingan ini, Russia masih berpeluang untuk lolos bila mereka berhasil mengalahkan Algeria, dengan catatan Belgia menang atau seri dengan Korea, atau Korea menang namun kalah selisih gol.
Russia sebenarnya sudah unggul sejak awal pertandingan dengan gol yang dicetak Kokorin saat pertandingan baru saja berjalan 6 menit. Gol itu tentu memberikan harapan bagi Russia. Apalagi, di pertandingan lainnya, skor masih 0 - 0 bagi Belgia dan Korea. Namun malang bagi Russia, di menit ke-60 Algeria berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1. Dengan tiga poin yang sudah dikantonginya dengan mengalahkan Korea di pertandingan sebelumnya, hasil imbang ini cukup untuk meloloskan Algeria sebagai runners-up grup H.

Belgium 1                           –                            0 South Korea
Vertonghen ‘78

Sementara itu, Belgia yang sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar sebagai juara grup, tetap bermain serius saat menghadapi Korea Selatan. Hebatnya, Korea Selatan pun memberikan perlawanan yang sengit, sehingga di babak pertama, tidak terjadi gol bagi kedua tim. Namun, setelah harus bermain dengan 10 pemain karena Defour dikartumerah pada akhir babak pertama, Belgia justru bisa memecahkan kebuntuan mereka di menit ke-78 melalui gol Vertonghen. Kedudukan 1 - 0 bertahan sampai peluit panjang ditiup, memastikan Belgia sebagai tim ke empat, setelah Belanda, Colombia, dan Argentina, yang berhasil mengantongi poin penuh, dengan memenangi semua pertandingan mereka di babak penyisihan grup.



Pencetak gol terbanyak sementara:
4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
James Rodríguez (Colombia)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Ivan Perisic (Croatia)
Wilfried Bony (Ivory Coast)
Asamoah Gyan (Ghana)
Islam Slimani (Algeria)

1
Oscar, Fred, Fernandinho (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña, Bryan Ruiz (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


129 gol dicetak 96 pemain dari 32 tim/negara sepanjang babak penyisihan grup Piala Dunia 2014.

:


Dengan demikian, berakhirlah sudah babak penyisihan grup di Piala Dunia 2014. Juara dan runners-up masing-masing grup sudah ketahuan semuanya, menghasilkan skema pertandingan yang seperti ini:


Sebelum kita melaju ke babak 16 besar, yuk kita tengok harapan dan prediksi saya di awal Piala Dunia 2014 ini:

Prediksi vs Harapan sebelum Piala Dunia 2014 dimulai


Prediksi dan harapan vs kenyataan

Ternyata kenyataan banyak pahitnya yah. Italy, Spanyol, Portugal, Inggris tersingkir lebih cepat dari yang diperkirakan dan diharapkan.
Kalau dibandingkan, sejauh ini sih, prediksi dan harapan saya, Brazil juara grup A, bener. Prediksi saya Croatia runners-up grup A, salah, yang benar ternyata Mexico.
Di grup B, prediksi saya salah total, apalagi harapan saya! Prediksi saya, Spanyol lolos sebagai juara grup, Belanda lolos sebagai runners-up. Harapan saya, Spanyol lolos sebagai juara grup, Chile lolos sebagai runners-up. Yang terjadi... Spanyol, yang diprediksi dan diharapkan jadi juara grup, malah keok abis-abisan! Belanda malah juara grup, dan Chile jadi runners-up grup, sesuai yang diharapkan.
Di grup C, saya sih tidak punya harapan apa-apa. Tapi prediksi saya bahwa Colombia akan jadi juara grup dan Yunani jadi runners-up, ternyata tepat sekali!
Di grup D, seperti halnya grup B, prediksi dan harapan saya kacau balau! Salah total! Costa Rica, yang paling tidak diunggulkan, ternyata malah lolos sebagai juara grup! Uruguay yang saya unggulkan sebagai juara grup, malah sempat dibantai Costa Rica, walaupun akhirnya lolos sebagai runners-up grup. Dan Italia dan Inggris, yang saya perkirakan salah satunya akan menemani Uruguay sebagai runners-up group, malah sama-sama tersingkir! Hiks hiks hiks.
Di grup E, seperti grup C, prediksi saya tepat sekali, Prancis lolos sebagai juara grup, dan Swiss lolos sebagai runners-up. Seperti halnya grup C, saya tidak punya harapan apapun di grup ini karena tidak ada tim yang saya suka atau tidak suka. Walaupun sekarang, setelah melihat permainan Prancis di dua pertandingan pertama, saya harus mengakui kalau saya mulai suka Prancis!
Prediksi saya mengenai grup F juga benar 100%, Argentina lolos sebagai juara grup dan Nigeria lolos sebagai runners-up. Kalau harapan saya, Argentina lolos sebagai juara, dan runners-up saya tidak peduli siapa saja.
Prediksi saya mengenai grup G jelas meleset! Apalagi harapan! Meleset 100%! Prediksi saya Jerman lolos sebagai juara grup sudah benar. Tapi prediksi Portugal lolos sebagai runners-up salah, karena Portugal justru tersingkir. Yang lebih ngaco adalah harapan saya. Harapan saya, Portugal lolos sebagai juara grup, runners-up terserah, yang penting Jerman nggak lolos. Eeeehhhh...yang terjadi justru sebaliknya. Kualat nih sama fans Jerman.
Terakhir, prediksi saya bahwa Belgia akan keluar sebagai juara grup H, tepat sekali! Hanya saja, saya kira, runners-upnya bakal Russia atau Korea. Eh, kok ternyata malah Algeria! Hebat juga ya Algeria!

Jadi, totalnya, ketepatan dari prediksi saya hanya 56.25%
Sementara, harapan saya tercapai...gimana ya ngitungnya? Banyak grup yang bodo amat gitu. Ya sudah lah ya. Yang jelas, sekarang saya sudah punya harapan dan prediksi baru mengenai babak 16 besar dan seterusnya.

Skema turnamen prediksi saya

vs


Skema turnamen harapan saya



Hasil Akhir Grup G

Germany 1                         –                            0 USA
Thomas Muller ‘55

Portugal 2                          –                            1 Ghana
J. Boye ’31 (og)                                               A. Gyan ‘57
C. Ronaldo ‘80                           

Pertandingan terakhir di grup G ini sangat krusial. Sebelum pertandingan, Jerman berhadapan dengan Amerika, keduanya sama-sama mengantongi empat poin. Portugal yang berhadapan dengan Ghana, juga sama-sama mengantongi 1 poin. Sebelum pertandingan ke tiga, keempat tim masih sama-sama berpeluang untuk lolos dan tidak lolos. Yang membedakan hanyalah selisih gol, yang membuat peluang Jerman untuk tidak lolos sama kecilnya dengan peluang Portugal untuk lolos. Pada akhirnya, Jerman mengalahkan Amerika dengan skor tipis 1 - 0, sementara pada saat yang sama, Portugal memenangkan pertandingan atas Ghana dengan skor yang juga tipis, 2 - 1. Namun, karena selisih gol, pada akhirnya tetap Amerika lah yang menemani Jerman melaju ke babak 16 besar sebagai runners-up. Portugal harus tersingkir dengan sangat menyakitkan.
Yang menjadi catatan adalah, gol tunggal Jerman yang dicetak Thomas Muller membawanya menjadi pencetak gol terbanyak sementara menemani Messi dan Neymar yang bertengger di puncak dengan perolehan empat gol.
Selain itu..., walau tersingkir, setidaknya Cristiano Ronaldo akhirnya mencetak gol juga di Piala Dunia kali ini.


Hasil Akhir Grup E

France 0                              –                            0 Ecuador

Setelah melibas Honduras dengan tiga gol tanpa balas dan mengamuk di laga melawan tetangga mereka, Swiss yang dibantai dengan skor 5 - 2, Prancis sudah 90 persen memastikan diri lolos sebagai juara grup. Dengan 6 poin yang sudah dikantongi, dan selisih gol yang sangat besar, kecil kemungkinan Prancis menjadi runners-up grup, walaupun Ecuador ataupun Swiss memenangkan pertandingan terakhir mereka. Mungkin hal itu membuat Prancis tidak bermain terlalu ngotot saat mereka menghadapi Ecuador di pertandingan terakhir di babak penyisihan grup F. Tidak ada gol yang terjadi di pertandingan ini. Bahkan setelah Ecuador harus bermain dengan sepuluh pemain karena Valencia mendapat kartu merah, Prancis tidak juga berhasil mencetak gol.


Switzerland 3                     –                            0 Honduras
X. Shaqiri ‘6, ’31, ‘71


Di pertandingan lainnya, Swiss berusaha meraih peluang mereka untuk lolos dari babak penyisihan grup. Honduras sebenarnya juga masih berpeluang untuk lolos. Dengan catatan, mereka bisa menang telak atas Swiss, dan Prancis menang telak atas Ecuador. Tapi sayangnya, Honduras malah harus kembali mengalami kekalahan dengan tiga gol tanpa balas. Kali ini X. Shaqiri yang menjadi penentu kemenangan bagi Swiss, mencetak tiga dari tiga gol bagi timnya. Dengan tiga golnya di pertandingan penentu ini, Shaqiri menjadi pemain ke dua yang mencetak hat-trick di Piala Dunia 2014. Sebelumnya, Thomas Muller mencetak hat-trick pertama saat Jerman melibas Portugal 4 - 0. Namun satu dari tiga gol Muller diperoleh melalui titik penalty.
Dengan kemenangan ini, Swiss pun memastikan diri sebagai runners-up grup E, menemani Prancis melaju ke babak 16 besar.


Messi

Bosnia-Herzegovina 3     –                            1 Iran
E. Dzeko ’23                                                     Reza ‘82
M. Pjanic ‘59
Vrsajevic ‘83


Sebelum pertandingan ini, Iran masih berpeluang untuk lolos, dengan catatan Nigeria harus kalah dari Argentina. Namun, walaupun sudah dipastikan pulang kampung, Bosnia-Herzegovina tetap bermain dengan ganas. Gol E. Dzeko di menit ke-23 dan gol M. Pjanic di menit ke-59 memupuskan harapan Iran untuk lolos ke 16 besar. Di menit ke-82, Iran sebenarnya sudah berhasil memperkecil ketinggalan mereka menjadi 1 - 2 lewat gol Reza. Tapi sayangnya, tidak sampai satu menit kemudian, gol itu langsung dibalas oleh gol Vrsajevic. Dan akhirnya Iran pun tersingkir dari peta persaingan Piala Dunia 2014.
Namun, di pertandingan ini, akhirnya Iran berhasil mencetak gol pertamanya di Piala Dunia 2014. Gol Reza menjadi gol pertama dan satu-satunya Iran di Piala Dunia 2014. Dan sebelum gol itu terjadi, Iran adalah satu-satunya tim yang belum mencetak satu gol pun di Piala Dunia 2014.


Argentina 3                        –                            2 Nigeria
L. Messi ‘3, ‘45+1                                           A. Musa ‘4, ‘47
M. Rojo ‘50

Pertandingan ini adalah tontonan yang sangat menarik bagi para penggemar sepakbola. Bagi Argentina, pertandingan ini hanya menentukan apakah mereka akan menjadi juara grup atau runners-up. Bagi Nigeria, pertandingan terakhir ini memiliki banyak sekali probabilitas. Bila menang, mereka lolos sebagai juara grup. Bila seri, mereka lolos sebagai runners-up grup. Namun bila kalah, dan Iran sampai menang dengan selisih 2 gol dari Bosnia Herzegovina, maka mereka akan tersingkir. Ternyata akhirnya Nigeria kalah. Namun mereka beruntung karena ternyata, di pertandingan lainnya, Bosnia-Herzegovina berhasil menggulung Iran 3 - 1.
Gol-gol itu sendiri terjadi begitu cepat. Pertandingan baru berjalan tiga menit, Lionel 'Messiah' Messi sudah mencetak gol pertama bagi Argentina. Namun gol itu langsung dibalas oleh A. Musa satu menit kemudian. Di akhir babak pertama, Messi kembali mencetak gol yang membuat Argentina unggul 2 - 1. Namun, baru saja babak ke dua dimulai, A. Musa sudah kembali mencetak gol di menit ke-47. Lagi-lagi Argentina gagal mempertahankan keunggulan mereka lebih dari 5 menit. Baru pada menit ke-50, akhirnya Argentina kembali unggul melalui gol M. Rojo. Kali itu Nigeria tidak bisa membalas lagi. Dan pertandingan pun berakhir dengan kemenangan Argentina 3 - 2.
Kemenangan ini membuktikan bahwa, seberapa ketat pun Messi dikawal, Argentina tetap berhasil meraih poin penuh, memenangkan kesemua dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup. Messi pun menemani sobat seklubnya, Neymar, di jajaran pencetak gol terbanyak sementara. Barca yeeaahh!



Hasil Akhir 'Grup Terserah'

Yah terserah lah siapapun yang lolos dari grup ini. Hahahaha masih nggak peduli.

Japan 1                               –                            4 Colombia
S. Okazaki ‘45+1                                             Cuadrado ’17 (p)
                                                                           J. Martinez ’55, ‘82
                                                                           Rodriguez ‘90

Ini pertandingan seru banget, tapi sayang gue nggak nonton, nggak tertarik. Jadi kalo mau lihat review pertandingannya buka YouTube aja lah ya.

Greece 2                             –                            1 Ivory Coast
A. Samaris ’42                                                 W. Bony ‘74
G. Samaras ‘90+3 (p)

Yang menarik adalah, selain Colombia yang sudah dipastikan lolos dengan mengantongi 6 poin, semua tim lain di grup ini masih berpeluang untuk lolos, karena berdasarkan klasemen sementara, Ivory Coast masih sebagai runners-up dengan 3 poin, Jepang dan Yunani di bawahnya dengan hanya 1 poin. Tapi, karena selisih gol, Yunani berada dalam posisi juru kunci. Menariknya, Yunani berhadapan dengan Ivory Coast di pertandingan terakhir mereka. Bila Ivory Coast kalah, maka otomatis Ivory Coast, yang sebelum pertandingan ini masih duduk di posisi runners-up grup C, akan segera tersingkir. Sementara Yunani masih belum aman, karena bila Jepang sampai menang melawan Colombia, maka Yunani harus menang telak untuk mengalahkan selisih gol dari Jepang. Tapi untungnya bagi Yunani, ternyata Jepang dilibas 4 – 1 oleh Colombia, sehingga Yunani pun lolos dari lubang jarum. Mereka menemani Colombia lolos ke babak 16 besar.


Arrivederci Gli Azzurri...

Sediih banget yaah judulnyaa pemirsa…

Yah, kenapa coba blog saya bolong udah berapa hari ngga diupdate? Ya karena selasa malem kemarin ini salah satu tim kesayangan saya, Gli Azzurri, Italia, harus tersingkir. Sedih deh ah…
Bolong deh. Jadi dalam sehari ini saya akan bahas semua pertandingan yang sudah saya lewatkan (dalam arti udah lama nggak ditulis di sini, kalo nonton tetep dong yaah wajib kudu harus).


Uruguay 1                          –                            0 Italy
Diego Godin ‘81

Pertandingan ini menjadi laga penentuan bagi Uruguay dan Italy. Keduanya sama-sama mengalahkan Inggris, bahkan dengan skor yang sama persis, 2 – 1, dan sama-sama dibabat Costa Rica. Baik Uruguay dan Italia mengantongi nilai 4 poin. Siapapun yang kalah, akan langsung tersingkir, dan siapapun yang menang, akan langsung menemani Costa Rica lolos sebagai runners-up grup D.
Sejak babak pertama, pertandingan berlangsung alot. Baik Italy maupun Uruguay berusaha mati-matian untuk menyelamatkan diri masing-masing. Namun, dalam 45 menit pertama, tidak terjadi satu gol pun baik bagi Uruguay maupun Italia. Di menit ke-59, pertandingan memanas sejak Marchisio mendapatkan kartu merah. Bermain dengan 10 pemain, Italia masih bisa mengimbangi permainan Uruguay. Sampai akhirnya Luis Suarez frustrasi dan keluarlah insting hewaninya. Ia menggigit pundak Chiellini saudara-saudara! Entah karena frustrasi atau nafsu. Pundaknya Chiellini sampe ada bekas gigitan warna merah, sadis banget.
Kayaknya sih pemain-pemain Uruguay belum disuntik rabies, jadi begitu digigit Chiellini langsung kejang-kejang, terus Italia jadi makin bobrok pertahanannya, terus akhirnya kebobolan deh, Diego Godin golin di menit ke-81, nyambut tendangan pojok yang diterima Uruguay.
Hehe maaf yah kalo tulisannya jadi rada ngaco. Emosi!



Costa Rica 0                       –                            0 England

Di pertandingan lainnya, baik Inggris maupun Costa Rica, keduanya sudah tidak terpengaruh dengan hasil pertandingan. Siapapun yang menang atau kalah, Inggris akan tetap tersingkir, dan Costa Rica akan tetap lolos sebagai juara grup dengan keunggulan selisih gol. Mungkin mereka sama-sama bermain santai (nggak nonton sih, mending nonton Italia – Uruguay lah!) dan pertandingan pun berakhir tanpa gol.

Dengan demikian, inilah klasemen akhir di grup D.


Senin, 23 Juni 2014

Hasil Akhir Grup A

Brazil 4                  -        1 Cameroon
Neymar '17, '35.            Joel Matip '26
Fred '49
Fernandinho '84

Dengan dua golnya di pertandingan ini, Neymar menjadi top skorer sementara di Piala Dunia 2014 dengan 4 gol.


Mexico 3                    -     1 Croatia
Rafael Marquez '72.       Ivan Perisic '87
A. Guardado '75
Javi Hernandez '82

Hasil akhir Grup A dengan Brazil sebagai juara grup dan Mexico sebagai runners-up

Hasil Akhir di Grup B

Netherlands 2                    –                            0 Chile
Fer ‘77
Depay ‘90+3

Walaupun sudah dipastikan lolos, baik Belanda maupun Chile masih harus bertarung mati-matian untuk menghindari posisi sebagai runners-up grup B. Karena, setelah lolos dari grup ini, juara grup akan berhadapan dengan runners-up grup A, dan runners-up grup akan berhadapan dengan juara grup A. Walaupun hasil akhir grup A masih belum diketahui, baik Chile maupun Belanda mungkin sudah mengasumsikan, siapapun yang menjadi juara grup A, akan lebih sulit dihadapi daripada runners-up-nya.
Belanda memang sangat diunggulkan dalam pertandingan ini. Tapi ternyata Chile tidak bisa dikalahkan begitu saja. Walaupun sempat terjadi beberapa peluang, sepanjang babak pertama, kedua tim bermain imbang tanpa gol. Namun di babak ke dua, akhirnya Leroy Fer berhasil memecahkan kebuntuan Belanda di menit ke-77. Setelah ketinggalan satu gol, Chile masih berusaha untuk menyamakan kedudukan. Namun, sampai penghujung pertandingan Alexis Sanchez dkk belum juga berhasil membobol gawang Jasper Cillesen. Justru di menit-menit terakhir, Belanda memastikan kemenangannya menjadi 2 - 0 lewat gol Memphis Depay.

Spain 3                                –                            0 Australia
Villa ‘36
Torres ‘69
Mata ‘82

Pertandingan ini bisa dibilang adalah pertandingan tanpa beban. Baik Spanyol maupun Australia sudah dipastikan tidak lolos ke babak 16 besar. Setelah dibantai 5 - 1 di pertandingan pertama melawan Belanda dan tidak berhasil mencetak gol saat dibabat Chile 2 - 0, akhirnya Spanyol berhasil mendapatkan kemenangan mereka yang pertama dan satu-satunya atas Australia.


Tabel akhir grup B dengan Belanda sebagai juara grup dan Chile sebagai runners-up grup B

Pertandingan ke-2 Grup C - Grup H

Yuk cepet aja yah, udah ketinggalan banget niih... Udah lama nggak nulis... hehehe

Group C
Japan 0                –             0 Greece

Colombia 2                        –                            1 Ivory Coast
James Rodriguez ’64                                      Gervinho ‘73
Juan Quintero ‘70


Colombia, menyusul Belanda dan Chile, menjadi tim ke tiga yang dipastikan lolos ke babak 16 besar. Ketiga tim lain di grup C masih sama-sama berpeluang untuk menemani Colombia ke babak 16 besar. Probabilitasnya masih sangat luas. Pertandingan berikutnya adalah Jepang berhadapan dengan Colombia dan Yunani berhadapan dengan Ivory Coast.


Group D

Uruguay 2                          –                            1 England
Luis Suarez ’39, ’85                         Wayne Rooney ‘75

Italy 0                                  –                            1 Costa Rica
                                                                           Bryan Ruiz ‘44

Secara mengejutkan, Costa Rica, tim yang paling tidak diunggulkan di grup neraka ini, malah menjadi tim pertama yang memastikan dirinya lolos ke babak 16 besar, setelah mereka mengalahkan Italia dengan skor tipis 1 - 0. Bersamaan dengan itu, Costa Rica juga otomatis memupuskan peluang Inggris untuk melanjutkan ke babak 16 besar. Sebelumnya, Inggris dikalahkan Uruguay dengan skor 1 - 2. Dengan demikian, pertandingan berikutnya, antara Inggris melawan Costa Rica, akan menjadi pertandingan yang tidak menentukan apapun, kecuali apakah Costa Rica lolos sebagai juara atau runners-up di grup D, yang kemungkinan besar juga tidak akan terpengaruh, karena kecil kemungkinan baik Italy maupun Uruguay bisa menyaingi selisih gol mereka.
Sementara di pertandingan lainnya, Italy dan Uruguay akan bertarung hidup-mati untuk bertahan di Piala Dunia. Peluang keduanya untuk lolos masih sama, dengan poin yang sama, dan selisih gol yang tipis. Jika hasilnya imbang, maka Italy yang akan lolos dengan keunggulan selisih gol.


Group E

Switzerland 2                     –                            5 France
Blerim Dzemaili ’81                         Olivier Giroud ‘17
Granit Xhaka ’87                              Blaise Matuidi ‘18
                                                            Mathieu Valbuena ‘40
                                                            Karim Benzema ‘67
                                                            Moussa Sissoko ‘73

Honduras 1                        –             2 Ecuador
Carlo Costly ‘3                                  Enner Valencia ’34, ‘65


Honduras - Switzerland
France - Ecuador

Prancis kembali membuktikan kekuatannya dengan melibas tetangganya dengan skor telak 5 - 2. Salah satu gol yang dicetak Karim Benzema menjadikan Benzema sebagai salah satu pencetak gol terbanyak sementara dengan tiga gol.


Group F

Argentina 1                        –                            0 Iran
Lionel Messi ‘90+1

Nigeria 1                             –                            0 Bosnia-Herzegovina
Peter Odemwingie ‘29



Group G

Germany 2                         –                            2 Ghana
Mario Gotze ’51                               Andre Ayew ‘54
Miroslav Klose ’71                           Asamoah Gyan ‘63

USA 2                                  –                            2 Portugal
Jermaine Jones ’64                                         Nani ‘5
Clint Dempsey ’81                                          Silvestre Varela ‘90+5




Group H

Belgium 1                           –                            0 Russia
Divock Origi ‘88

South Korea 2                    –                            4 Algeria
Son Heung Min ’50                          Islam Slimani ‘26
Koo Jacheol ’72                               Rafik Halliche ‘28
                                             Abdelmoumene ‘Djabou ’38
                                                            Yacine Brahimi ‘62




Pencetak gol terbanyak sementara:
3
Thomas Muller (Germany)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)

2
Neymar (Brazil)
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic (Croatia)
James Rodríguez (Colombia)
Gervinho (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Lionel Messi (Argentina)
Andre Ayew (Ghana)
Clint Dempsey (USA)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk, Memphis Depay (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña, Bryan Ruiz (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony (Ivory Coast)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Islam Slimani, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov (Russia)
Ivica Olic, Ivan Perisic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie (Nigeria)
Asamoah Gyan (Ghana)
Nani, Silvestre Varela (Portugal)


89 gol dicetak 70 pemain dari 29 tim/negara.

Kamis, 19 Juni 2014

Adios españa!

Australia 2                          –                            3 Netherlands
Tim Cahill ’21                                                   Arjen Robben ‘20
Mile Jedinak ‘54 (p)                                        Robin van Persie ‘58
                                                                           Memphis Depay

Di luar dugaan, Australia memberikan perlawanan sengit saat menghadapi Belanda di pertandingan ke dua mereka di babak penyisihan Grup B.

Spain 0                 –             2 Chile
                                             Eduardo Vargas ’20
                                             Charles Aránguiz ‘43

Sediihh… Adios españa!
Kutukan juara bertahan.


:
Pencetak gol terbanyak sementara:
3
Thomas Muller (Germany)
Van Persie, Robben (Netherlands)

2
Neymar (Brazil)
Karim Benzema (France)
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic (Croatia)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk, Memphis Depay (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)
Lionel Messi (Argentina)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels (Germany)
Clint Dempsey, John Brook jr (USA)
Andre Ayew (Ghana)
Sofiane Feghouli (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens (Belgium)
Lee Keunho (South Korea)
Alexander Kerzhakov (Russia)
Ivica Olic, Ivan Perisic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)


55 gol dicetak 45 pemain dari 26 tim/negara.

Brazil - Mexico, Croatia - Cameroon

Brazil 0                 –             0 Mexico
Dua tim Amerika Latin ini sama-sama bermain ngotot. Setelah sama-sama memenangkan pertandingan perama mereka, baik Brazil dan Mexico berusaha mendapatkan tiket mereka ke babak 16 besar. Tim tuan rumah tampak cukup kewalahan menghadapi Chicarito dkk. Meski saling menyerang selama 90 menit, namun pertandingan berakhir imbang tanpa gol.

Croatia 4             –             0 Cameroon
Ivica Olic ‘11
Ivan Perisic ‘48
Mario Mandzukic ’61, ‘73

Pembantaian kembali terjadi di babak penyisihan grup. Kali ini giliran Croatia yang membantai Cameroon dengan 4 gol tanpa balas.


Dengan kemenangan telak Croatia atas Cameroon dan hasil imbang yang diterima Brazil dan Mexico, persaingan di grup A untuk lolos ke babak 16 besar menjadi semakin ketat.
Cameroon sudah dipastikan tersingkir sehingga di pertandingan terakhir nanti mereka tidak memiliki beban.
Sementara Brazil, Mexico, dan Croatia masih sama-sama berpeluang untuk meneruskan ke babak 16 besar.
Di pertandingan berikutnya, Brazil akan menghadapi Cameroon yang sudah tidak punya kans untuk lolos. Sementara Mexico akan berhadapan dengan Croatia, yang mungkin akan menjadi laga yang lebih berat bagi kedua tim, karena keduanya sama-sama masih berpeluang untuk lolos.
Bagi Brazil, hanya dibutuhkan hasil seri untuk lolos ke babak 16 besar. Karena dengan 4 poin yang sudah dikantongi, hasil imbang akan membuat Brazil mendapatkan 5 poin. Sementara kemungkinan hasil pertandingan Croatia dengan Mexico hanya ada 3:

1. Croatia menang --> Croatia 6, Brazil 5, Mexico 4, Cameroon 1
2. Croatia - Mexico seri --> Mexico 5, Brazil 5, Croatia 4, Cameroon 1
3. Mexico menang --> Mexico 7, Brazil 5, Croatia 3, Cameroon 1

Bahkan bila kalah dari Cameroon pun, Brazil masih memiliki kans yang sangat besar untuk tetap lolos ke babak 16 besar.

Namun, pertandingan melawan Cameroon bukan pertandingan tanpa beban bagi Brazil. Brazil tidak cukup hanya lolos ke babak 16 besar. Mereka harus berusaha lolos sebagai juara grup, karena mereka pasti berusaha menghindari bertemu dengan Belanda, yang kemungkinan besar akan menjadi juara grup B.

Pencetak gol terbanyak sementara:
3
Thomas Muller (Germany)

2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Mario Mandzukic (Croatia)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)
Lionel Messi (Argentina)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels (Germany)
Clint Dempsey, John Brook jr (USA)
Andre Ayew (Ghana)
Sofiane Feghouli (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens (Belgium)
Lee Keunho (South Korea)
Alexander Kerzhakov (Russia)
Ivica Olic, Ivan Perisic (Croatia)


50 gol dicetak 43 pemain dari 26 tim/negara.