Selasa, 05 April 2016

LGBT

Selasa, 5 April, 2016

Orang-orang udah pada heboh LGBT dari kapan, gue ke mane aje? Hari gini masi ngomongin LGBT?
But believe it or not, isu ini ternyata masih hot aja di antara teman-teman gue.

Gue sedih, malu, dan kecewa sama banyak orang di Indonesia, bahkan sebagian besar orang-orang di lingkungan terdekat gue.
Beberapa bulan yang lalu masyarakat sempet dihebohkan dengan berita pelecehan sesama jenis yang dilakukan salah seorang selebriti Indonesia. Gue sendiri baru denger beritanya, mungkin sekitar sebulan-dua bulan setelah kejadian. Tiba-tiba gue sadar, kok di mana-mana jadi banyak yang ngomongin isu LGBT? Tiba-tiba kata LGBT seolah jadi kata paling populer, topic pembicaraan paling hot di mana-mana.

Gue sendiri kaget dan jijik sama si oknum pelaku pelecehan. Oke, mungkin gue nggak lebih baik dari dia. Tapi gue benci dengan apa yang dia lakukan. Dia pantas dapat hukuman berat.
Tapi yang bikin gue kecewa, kenapa terus kejadian itu jadi dihubung-hubungkan sama LGBT?

Ya, emang sih, kebetulan aja pelecehannya terjadi antara sesama jenis. Tapi kan nggak cuma cowok gay yang melakukan pelecehan. Banyak banget kali, cowok heterosexual yang melakukan pelecehan sexual, bahkan pemerkosaan ke cewek-cewek. Tapi nggak ada tuh yang mengangkat isu ‘Melarang Hubungan Heterosexual’, atau mengucilkan semua cowok heterosexual.

Kasus itu sendiri sudah terjadi entah berapa bulan yang lalu. Tapi sampe sekarang, orang-orang di sekitar gue masih aja terus-terusan ngomongin isu LGBT. Dan ngomonginnya tuh bukan dalam konteks yang positif dan membangun, tapi malah negatif, penuh ketidaktahuan, ketidakpedulian, dan salah kaprah.
Banyak banget cewek-cewek yang ketakutan sama cewek lesbian, maupun cowok-cowok yang ketakutan sama cowok gay.

Wah… pede banget lo pada…. Emangnya cowok gay bakal suka sama semua cowok? Emangnya cewek lesbian bakal suka sama semua cewek?

Walaupun misalnya emang pernah ada satu-dua cowok gay atau cewek lesbian yang deketin lo, terus kenapa?

Gue pernah dideketin, ditembak, bahkan tiba-tiba dicium sama cowok yang gue nggak suka. Terus cowok-cowok ini harus gue apain? Gue harus takut sama mereka? Gue harus jauhin mereka, cerita ke semua orang kalo mereka ini pernah deketin gue, pernah nembak gue, pernah mau nyium gue, terus gue jadiin bahan bercandaan? Lebih parahnya lagi, apa gue harus takut sama semua cowok heterosexual, hanya karena mereka penyuka wanita? Belom tentu juga kan semua cowok suka sama gue?

Buat cewek-cewek di luar sana, apa lo takut sama semua cowok yang pernah suka sama lo tapi lo nggak punya perasaan yang sama? Ya, kalo orangnya freak atau terlalu agresif, emang malesin sih. Tapi lo nggak jadi takut atau geli sama semua cowok kan?
Cowok-cowok pun gitu. Kalo lo ditaksir sama cewek yang lo nggak tertarik, apa lo bakal langsung ketakutan sama semua cewek? Ada satu-dua cewek naksir lo, bukan berarti semua cewek bakal naksir sama lo.

Soal pelecehan, pemerkosaan antar sesama jenis, emang itu nggak terjadi di antara para heterosexual? Berapa banyak perempuan korban pemerkosaan di dunia? Pelakunya bahkan bisa kakak laki-laki atau bapaknya sendiri! Jadi, perempuan harus takut sama semua laki-laki? Semua laki-laki harus dimusuhin?

Gue kenal beberapa lesbian, gay, bisexual, dan transgender, bahkan di lingkungan kerja gue ada cukup banyak gay, dan sejauh ini, mereka semua sopan dan nggak pernah mengganggu atau merugikan gue maupun orang lain di sekitar mereka. Seperti orang yang dilahirkan sebagai ras minoritas, memeluk agama minoritas, orang-orang ini hanya kebetulan saja punya orientasi sexual minoritas. Selebihnya mereka nggak ada bedanya sama lo semua. So, who are you to judge them?

Yah, gue nggak berharap tulisan ini bisa bener-bener ngebuka pikiran orang sih. Paling orang-orang bakal menghindari ngomongin atau bercandain LGBT di sekitar gue.