December 11, 2013
Ada yang pernah menonton film berjudul “Looper”?
Film yang dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt dan Bruce
Willis ini bercerita tentang orang-orang yang berprofesi sebagai pembunuh
bayaran, yang khusus bertugas membunuh orang yang dikirim dari masa depan,
melalui mesin waktu. Profesi inilah yang dinamakan sebagai “Looper”.
Alkisah di tahun 2074, berbagai organisasi kriminal
menyingkirkan musuh-musuh mereka dengan cara dikirim ke waktu 30 tahun
sebelumnya, untuk langsung dibunuh oleh looper yang sudah menunggu mereka di
tahun 2044.
Caranya sederhana. Seorang looper bersiap-siap dengan
senjatanya di suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan. Begitu kiriman
sampai dari masa depan, berupa seorang korban dengan wajah ditutupi kain, tugas
looper adalah langsung menembakkan senjatanya ke jantung korban. Tidak ada
penundaan, tidak ada kesempatan untuk berpikir. Mereka harus langsung menarik
pelatuk begitu korbannya muncul, sebelum mereka berubah pikiran, sebelum
korbannya sempat melarikan diri. Dalam hitungan sepersekian detik, peluru
langsung ditembakkan.
Para looper memiliki bayaran yang tinggi sekali, yang berupa
batangan perak bernilai jutaan dolar, yang diikatkan di bagian punggung setiap
korban. Di saat itu, mereka kaya raya dan menghabiskan hidup mereka untuk
berpesta-pora. Namun ada harga yang harus dibayar: ketika menyatakan setuju
untuk menjadi seorang looper, mereka harus setuju untuk membunuh diri mereka
sendiri yang dikirim dari masa depan.
Setelah korban meninggal, looper dilarang membuka penutup
kepala sang korban. Mereka hanya boleh mengambil bayaran berupa
batangan-batangan perak tersebut. Dan ketika bayaran di balik punggung korban
adalah emas, bukannya perak, maka para looper tahu bahwa korban yang baru
dibunuh adalah diri mereka sendiri dari masa depan. Itu tandanya mereka
pensiun. Tugas mereka sebagai looper berakhir. Dan mereka menikmati kekayaan
mereka sampai tiba saatnya mereka menghadapi nasib yang sudah mereka sepakati
sendiri: dikirim ke masa lalu untuk ditembak mati.
Menjadi seorang looper sekilas memang enak, dibayar jutaan
dollar untuk setiap kasus. Namun ada harga yang sangat mahal yang harus
dibayar, yaitu nyawa mereka di masa depan.
Pertanyaannya, kalau anda yang ditawari pekerjaan semacam
itu, apakah akan anda terima pekerjaan tersebut?
Saya rasa sebagian besar orang akan menjawab tidak mau.
Mungkin ketika kita menonton ‘Looper’, kita tidak habis pikir mengapa ada orang
yang mau menerima pekerjaan semacam itu. Mengapa ada orang yang rela membunuh
dirinya sendiri di masa depan hanya untuk kekayaan sesaat?
Baiklah. Mungkin banyak orang berusia 20 sampai 30-an yang
tidak rela membunuh diri mereka di usia 50 tahun, walau diiming-imingi bayaran
tinggi. Bagaimana dengan usia 60 tahun? 70 tahun?
‘Looper’ memang contoh yang sangat ekstrim. Tapi sebenarnya,
tanpa disadari, kita pun seringkali melakukan hal yang sama. Seringkali, kita
mengambil keputusan-keputusan sejenis.
Sekarang mari kita bercermin dan melihat apa yang selama ini
sudah kita lakukan untuk masa depan kita. Apakah kita sudah cukup minum air
mineral setiap hari? Apakah kita sudah berolahraga setiap hari? Apakah kita
sudah berkerja dengan maksimal? Apakah kita sudah membina hubungan baik dengan
orang-orang yang kita cintai? Apakah kita sudah mengumpulkan aset untuk masa
tua? Apakah kita sudah beribadah dan menabung amal untuk di akhirat nanti?
Atau selama ini kita lebih memilih bermalas-malasan di depan
TV, nonton gossip sambil makan cemilan? Makan makanan berlemak, junk food?
Merokok? Lebih suka minum kopi dan soda ketimbang air mineral?
Menghambur-hamburkan uang hasil kerja keras kita untuk kesenangan jangka
pendek?
Tanpa disadari, sebenarnya itulah yang kita lakukan
sehari-hari. Saat kita memilih untuk menikmati rokok hari ini, sebenarnya kita
sedang memberikan penyakit pada diri kita di masa depan. Saat kita mengundur
keputusan untuk mulai menabung untuk pendidikan anak, sebenarnya kita sedang menambah
beban diri kita di tahun-tahun berikutnya.
Penundaan adalah pembunuh masa depan.
Tiga puluh tahun dari sekarang adalah masa depan. Sepuluh
tahun dari sekarang adalah masa depan. Setahun dari sekarang adalah masa depan.
Besok adalah masa depan.
Saat kita menunda pekerjaan rumah hari ini, sebenarnya kita
sedang menumpuk beban pekerjaan yang lebih berat untuk diri kita sendiri di
hari-hari berikutnya. Ketika kita sering memiliki pemikiran semacam, “Mulai
besok saja” atau “Mulai minggu depan saja”, “Mulai tahun depan saja”, maka kita
akan sering memiliki penyesalan semacam “Seandainya saya memulainya kemarin”, “Seandainya
saya memulainya setahun yang lalu”, “Seandainya saya tidak menunda keputusan
itu.”
Di penghujung tahun seperti sekarang ini, mungkin banyak
dari kita yang menyesalkan penundaan-penundaan yang telah kita lakukan
sepanjang tahun.
Karen Lamb* mengatakan, “Setahun dari sekarang, kau akan
berharap bahwa kau telah memulainya hari ini.”
Saat kita menunda sebuah keputusan yang baik hari ini,
sebenarnya kita sedang merugikan diri kita di masa depan. Mungkin itu 30 tahun
dari sekarang. Mungkin 10 tahun dari sekarang. Mungkin setahun dari sekarang,
atau satu bulan dari sekarang, atau satu minggu, atau besok. Ingatlah bahwa diri
kita di masa depan adalah orang yang sama dengan diri kita saat ini.
Maka buatlah keputusan anda sekarang juga, dan berkorban lah
untuk masa depan anda sekarang juga. Karena penyesalan tidak akan mengubah
apapun.
*Penulis buku motivasi berkebangsaan Australia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar