Masih mengenai catatan harian, alias diary.
Selain untuk dinikmati kenangannya, sebenarnya catatan
harian di masa lalu juga bisa dijadikan ukuran, apakah aku yang sekarang lebih
baik dari aku yang dulu. Apakah aku bertumbuh? Apakah aku berkembang?
Aku membaca catatan pada suatu hari di tahun 2006 saat aku
baru saja menyelesaikan seri ke lima dalam serialku! Serial yang kutulis
memasuki episode ke lima? Itu tidak pernah lagi terjadi saat ini.
Memang tidak ada satupun tulisan fiksiku yang
kupublikasikan. Tapi setidaknya, di SMP dan SMA dulu, serial yang kutulis
manual di buku sudah menjadi bacaan wajib di antara teman-teman sekelas dan
seangkatan. Oke, mungkin aku berlebihan.
Dulu memang sedang trend menulis serial di buku tulis. Buku tulis
itu kemudian dibaca oleh teman-teman atau siapapun yang tertarik membacanya. Aku
menulis beberapa serial. Semuanya tentang kehidupan remaja, karena itu memang
tema yang populer.
Mengapa itu populer?
Ini bukan sesuatu yang kudapatkan melalui penelitian ilmiah
maupun riset selama puluhan tahun.
Tapi aku mencoba mengamati para penggemar serial drama,
termasuk diriku sendiri. Aku juga mengamati teman-temanku yang suka menulis
serial.
Sebenarnya, menulis dan menikmati sebuah serial, adalah cara
kita berkomunikasi dengan diri sendiri dan dengan lingkungan sekitar. Ada satu
karakter yang mengingatkan kita pada orang-orang tertentu di sekitar kita, dan
bahkan kita sendiri. Juga kejadian-kejadian yang mirip-mirip dengan apa yang
pernah kita alami, atau kita bayangkan terjadi pada kita.
Lalu apa yang akan kita lakukan pada situasi tersebut? Apa yang
akan orang lakukan pada situasi tersebut. Cowok atau cewek mana yang akan kita
pilih sebagai pacar kita? Setelah itu, apakah si penulis serial setuju dengan
pilihan-pilihan kita?
Seorang tokoh yang sangat dihormati masyarakat dunia,
menyebut penulis fiksi tidak berguna karena mereka hanya bisa menuliskan ide
mereka mengenai bagaimana seharusnya dunia ini berjalan. Aku tidak akan
menyebutkan namanya karena kalimatnya tersebut membuatku kehilangan respek
padanya.
Menurutku, penulis cerita fiksi, termasuk aku sendiri,
justru ingin menginspirasi dunia. Kami ingin menyampaikan ide, yang tidak harus
disetujui semua orang, tapi mungkin saja bisa membuat dunia lebih baik bila
diterapkan.
Ide itu tidak harus besar, seperti bagaimana cara si penulis
menyelamatkan umat manusia dari kiamat. Ide itu bisa saja mengenai sudut
pandang yang baru, yang bisa membuat orang yang tidak bahagia menjadi lebih
bahagia. Sesederhana itu, namun efeknya bisa lebih besar dari yang dipikirkan
orang-orang berpikiran sempit dan monoton, seperti si tokoh itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar