Tampilkan postingan dengan label argentina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label argentina. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 12 Juli 2014

Piala Dunia 1900, Serial Piala Dunia dari Blog Sebelah

Masi tentang final Piala Dunia 2014 antara Argentina melawan Jerman, selain mirip dengan final Piala Dunia 1986 di Mexico, yang sudah dibahas di post sebelum ini, final tahun 2014 ini juga mengingatkan pada final tahun 1990 di Italia. Setelah pada tahun 1986 Argentina yang keluar sebagai juara, di tahun 1990 giliran Jerman yang juara.

Yang menarik untuk dicermati adalah, pada tahun 1994, Brazil akhirnya berhasil masuk ke final setelah gagal mencapai final selama 24 tahun. Sebelum tahun 1994, terakhir kali Brazil masuk ke final adalah pada tahun 1970. Yang menarik lagi adalah, lawan Brazil di Piala Dunia 1994, adalah Italia, yang tidak lain adalah juga lawan mereka di tahun 1970.

Seperti halnya Brazil di tahun 1994, final tahun 2014 ini juga pertama kalinya Argentina masuk ke final setelah 24 tahun, karena terakhir kalinya adalah tahun 1990. Dan siapakah lawan mereka di tahun 1990? Jerman! Lawan mereka di final Piala Dunia 2014 nanti!

Seperti post sebelumnya, saya memberikan link ke tulisan sepupu saya:

http://www.siperubahan.com/read/1019/Piala-Dunia-Keempatbelas-Italia-1990-Pesta-Jerman-di-Tengah-Anti-klimaks-Turnamen

Kamis, 10 Juli 2014

Statistik Finalis Piala Dunia dari Tahun ke Tahun

Buat yang udah bosen liat postingan tentang pilpres pada timeline-timeline di berbagai social media, gue nggak tau kapan penderitaan itu akan berakhir. Karena ternyata, 9 Juli udah lewat, timeline masih rame aja soal pilpres. Jangan-jangan setelah lewat tanggal 22 Juli, masih ada aja yang posting-posting kebusukan presiden terpilih.
Tapi buat yang udah bosen liat postingan-postingan gue yang isinya tentang bolaaaaaaa mulu, tenaaang…. Sebentar lagi Piala Dunia 2014 segera berakhir. Kalau Jerman yang menang, gue jamin gue pasti berhenti nulis, bahkan finalnya pun mungkin nggak gue bahas-bahas lagi. Tapi kalopun akhirnya Argentina yang menang… (amiiiiiiiiinnnn amiiiiinnn amiiiiiiiiiiiiinnnn!!!!) paling parah gue nulis tentang Piala Dunia cuma sampe akhir Juli.

So…

Di tulisan kali ini gue mau ngebahas soal final yang akan segera terjadi, antara Tim Tango berhadapan dengan Tim Panzer. Yah, kalo seneng yang cantik-cantik, biasanya sih doyan tango. Yang suka yang ganteng-ganteng, en macho-macho, ya panzer lah ya. Hehe nggak deng. Bebas lah, suka-suka mau suka yang mana. Emang pilpres! (Maaf yah, tulisan tentang bola jadi agak tercemar pilpres)

Di sini gue mau bahas finalis World Cup dari masa ke masa:

Daftar finalis World Cup dari tahun 1930 – 2014:
1930      Uruguay 4 – 2 Argentina
1934      Italy 2 – 1 Czechoslovakia
1938      Italy 4 – 2 Hungary
1950      Uruguay 2 – 1 Brazil
1954      (West) Germany 3 – 2 Hungary
1958      Brazil 5 – 2 Sweden
1962      Brazil 3 – 1 Czechoslovakia
1966      England 4 – 2 (West) Germany
1970      Brazil 4 – 1 Italy
1974      Germany 2 – 1 Netherlands
1978      Argentina 3 – 1 Netherlands
1982      Italy 3 – 1 (West) Germany
1986      Argentina 3 – 2 (West) Germany
1990      Germany 1 – 0 Argentina
1994      Brazil 0 (3) – 0 (2) Italy (penalties)
1998      France 3 – 0 Brazil
2002      Brazil 2 – 0 Germany
2006      Italy 1 (5) – 1 (3) France (penalties)
2010      Spain 1 – 0 Netherlands
2014      Argentina ? – ? Germany

*yang di-Bold adalah pemenang Piala Dunia

Dari 20 kali Piala Dunia yang pernah dilangsungkan dari tahun 1930 – 2014, didapatkan statistik seperti ini:

Negara yang paling banyak juara (baru sampai 2010):
1. Brazil (5)
2. Italy (4)
3. Germany (3)
4. Argentina, Uruguay (2)
5. England, France, Spain (1)

Negara yang paling sering masuk final:
1. Germany (8)
2. Brazil (7)
3. Italy (6)
4. Argentina (5)
5. Netherlands (3)
6. Uruguay, Hungary, Czechoslovakia, France (2)
7. Sweden, England, Spain (1)

Ternyata, walaupun Brazil adalah negara yang paling banyak memenangkan Piala Dunia, yaitu sudah 5 kali juara, namun negara yang paling banyak masuk ke final adalah Jerman. Brazil masuk final sebanyak 7 kali dan memenangkan 5 di antaranya. Sementara Jerman masuk ke final sudah 8 kali, dan baru memenangkan 3 di antaranya. Final ke-8 mereka ini bisa saja menjadi juara kali yang ke-4.
Di bawah Jerman dan Brazil, ada Italia yang sudah masuk final sebanyak 6 kali, dan memenangkan 4 di antaranya. Dan hebatnya adalah, hanya 2 dari 19 kali final Piala Dunia yang sudah berlangsung, yang berakhir dengan adu penalty, dan keduanya melibatkan Italia. Yang pertama adalah pada final Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, yang dimenangkan oleh Brazil dengan skor 3 – 2. Hmm…, pengalaman pahit bagi Italia. Namun kali ke dua mereka menghadapi adu penalty di final Piala Dunia, yaitu tahun 2006, Italy berhasil mengalahkan Prancis dengan skor 5 – 3.
Setelah Italia, ada Argentina, yang sudah 5 kali berhasil masuk ke final Piala Dunia. Dari 5 kali masuk ke final, Argentina baru memenangi 2 di antaranya, yaitu pada tahun 1978, dan pada tahun 1986. Yang menarik adalah, dua final terakhir (sebelum 2014 ini) yang dihadapi Argentina, sama-sama berhadapan dengan Jerman. Pada tahun 1986, Argentina yang memenangkan pertandingan. Namun pada tahun 1990, giliran Jerman yang menang. Apakah ini artinya tahun 2014 ini kembali giliran Argentina yang menang? Kita lihat saja nanti!

Selain itu, ada Belanda, yang sudah 3 kali masuk final, namun belum juga berhasil menjuarai Piala Dunia. Sebaliknya, Uruguay, malah baru dua kali masuk final, namun setiap kali masuk final, pasti juara. Tapi, ya itu dulu sih… tahun 1930 dan 1950, jaman Ken Arok masih clubbing.
Selain Belanda, ada juga Hungaria dan Czech. Rep. yang masing-masing sudah 2 kali masuk final, namun tidak pernah juara. Lalu ada Swedia yang pernah masuk final saat mereka menjadi tuan rumah pada tahun 1958, namun gagal menjadi juara. Siapa juaranya pada saat itu? Yak! Brazil, saudara-saudara!

Lalu ada Prancis, yang sudah dua kali masuk final, dua-duanya pada era Zidane. Yang satunya pada saat mereka menjadi tuan rumah tahun 1998, yang mereka juarai setelah menggulung Brazil dengan tiga gol tanpa balas. Kenapa Brazil kalo digolin nggak bales ya? Mungkin emang pemaaf. Halah!
Yang ke dua adalah saat Prancis kalah dari Italia di final 2006 melalui adu penalty.


Terakhir, selain Swedia, ada dua lagi negara yang baru sekali masuk ke final, namun tidak seperti Swedia, dua negara ini menjadi juara. Yang pertama adalah Inggris, yang juga menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 1966. Tapi yang lebih hebat adalah Spanyol, yang pertama kali masuk final, dan sekaligus pertama kali jadi juara, bukan saja tidak sebagai tuan rumah, tapi juga di luar benuanya, yaitu saat Piala Dunia diadakan di Afrika Selatan 4 tahun yang lalu.

A Totally Different Game: Another Penalties for Holland

Argentina 0 (4)                  –             0 (2) Netherlands

Seolah ada permainan adu penalty berantai dalam Piala Dunia 2014 ini.

Semuanya diawali dari adu penalty yang terjadi di babak 16 besar, antara Yunani berhadapan dengan Costa Rica. Setelah bermain imbang 1 – 1 dalam 120 menit, pertandingan diakhiri dengan adu penalty. Saat itu, Costa Rica lah yang menjadi pemenangnya.

Namun, setelah pertandingan itu, Costa Rica harus kembali menghadapi adu penalty setelah bermain imbang tanpa gol saat menghadapi Belanda di babak perempat final. Kali itu, giliran Costa Rica yang kalah adu penalty dari Belanda.

Dan ternyata eh ternyata… Belanda pun membawa adu penalty berantai itu kepada akhir pertandingan mereka di semifinal melawan Argentina.

Sangat berkebalikan dengan pertandingan semifinal sebelumnya antara Brazil melawan Jerman, pertandingan antara Argentina dengan Belanda berlangsung dengan hambar tanpa satu gol pun. Entah karena cari aman, atau memang sudah lelah dengan pertandingan-pertandingan berat sebelumnya, Belanda dan Argentina tidak menunjukkan ketajaman masing-masing saat berhadapan di semifinal malam itu.

Belanda, tim yang membantai tim matador Spanyol, dan lolos sebagai juara grup B dengan nilai sempurna, 9, karena memenangkan tiga dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup, yang sampai babak perempat final masih tercatat sebagai tim pencetak gol terbanyak dengan perolehan 12 gol, sudah gagal menambah perolehan gol mereka dalam dua pertandingan berturut-turut.

Sementara Argentina pun memiliki rekor yang tidak kalah canggih. Walaupun hanya mencatatkan kemenangan-kemenangan tipis, namun langkah Argentina menuju ke semifinal benar-benar mantap. Sama seperti Belanda, Argentina memenangkan semua pertandingan mereka di babak penyisihan grup dan meraih poin penuh 9. Kemudian Argentina melalui babak 16 besar dan perempat final dengan kemenangan mutlak, tanpa adu penalty. Lionel Messi, pemain termahal dunia pada saat ini, tidak pernah bisa dibendung barisan pertahanan sekokoh apapun.

Namun, nyatanya, kedua tim kuat itu belum mampu saling menerobos pertahanan.

Sekali lagi, mungkin karena sama-sama main aman. Mungkin juga karena sama-sama lelah. Tapi ada satu kemungkinan lagi. Kemungkinan yang lucu dan tidak masuk akal, yaitu... Belanda harus menyerahkan tongkat estafet adu penalty berantai kepada Argentina.

Belanda mendapat kesempatan untuk menendang lebih dulu. Dan, baru tendangan pertama saja, penendang Belanda, Ron Vlaar, sudah gagal mencetak angka. Sementara Lionel Messi, yang menjadi penendang pertama dari kubu Argentina, sukses melesakkan bola ke gawang.... Jasper Chillessen! Oops....kayaknya...ada yang lupa ganti kiper niiiihh... *lirik Van Gaalau

Kedudukan 1 - 0 untuk keunggulan sementara Argentina.

Penendang ke dua Belanda, Arjen Robben, dan penendang ke dua Argentina, Ezequiel Garay, sama-sama berhasil mencetak gol. Kedudukan sementara 2 - 1 untuk keunggulan Argentina.

Penendang ke tiga dari Belanda adalah Wesley Sneijder. Apakah seorang Wesley Sneijder bisa mencetak gol ke gawang Sergio Romero?? Tidak, saudara-saudara!! Sneijder gagal! Sementara Sergio Aguero berhasil mencetak gol!

Sudah dua orang penendang Belanda yang gagal mencetak angka, sementara penendang Argentina belum ada satupun yang meleset. Kedudukan sementara 3 - 1 untuk keunggulan Argentina, dan tinggal dua kali lagi kesempatan menendang.

Penendang ke empat Belanda, Dirk Kuyt, memang berhasil mencetak gol. Namun, dengan berhasilnya Rodriguez mencetak angka ke empat bagi Argentina, selesai lah sudah adu penalty itu!

Dan, seperti aturan main sebelumnya, tim pembawa tongkat estafet lah yang kalah adu penalty.


Argentina melenggang ke final untuk berhadapan dengan Jerman. Final yang sangatlah klasik.

Pencetak gol terbanyak sementara:
6
James Rodríguez (Colombia)

5
Thomas Muller (Germany)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)
André Schürrle (Germany)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)
Matt Hummels, Miroslav Klose, T. Kroos (Germany)
David Luiz, Oscar (Brazil)

1
Fred, Fernandinho, Thiago Silva (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Mario Gotze, Mesut Özil, Sami Khedira (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones, Julian Green (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen, Kevin De Brunye, Romelu Lukaku (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
Marcos Rojo, Angel Di Maria, Gonzalo Higuain (Argentina)
Reza (Iran)

159 gol dicetak 112 pemain dari 32 tim/negara.
Total goals (including own goals): 166 goals
135 goals group stage
18 goals top 16
5 goals quarter final

8 goals semi final

Sabtu, 05 Juli 2014

Quarter Final, 3rd Match: Argentina vs Belgium

Argentina 1 - 0 Belgium
Gonzalo Higuain '8

Pada awal babak pertama Argentina langsung menggebrak lewat gol Gonzalo Higuain di menit ke-8. Setelah itu Argentina masih melancarkan serangan demi serangan ke pertahanan Belgia. Namun semakin mendekati waktu istirahat, pertandingan semakin lamban dan membosankan.

Di babak ke-2, Argentina kembali menggebrak melalui serangan-serangan yang berbahaya. Tapi tidak tercipta satu gol pun baik dari Argentina maupun Belgia, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan kemenangan Argentina 1 - 0.

Pertandingan ini memperpanjang daftar kemenangan Argentina sepanjang Piala Dunia 2014 ini. Sejauh ini, Argentina menjadi satu-satunya tim yang belum pernah meraih hasil seri, kalah, ataupun harus melalui adu penalty. Argentina menjadi tim ke tiga yang sudah memastikan satu tempat di semifinal.

Jumat, 04 Juli 2014

Quarter Final, 1st Match: Germany vs France

Germany 1          –             0 France

Mats Hummels ‘13

Banyak yang menyayangkan pertemuan Jerman dan Prancis di perempat final yang dianggap terlalu dini. Tapi bagaimana lagi? Di pertandingan lainnya ada Argentina, Brazil, dan Belanda yang juga sama-sama tim besar dunia. Dua dari tim raksasa yang masuk ke perempat final, mau tidak mau, harus bertemu.

Namun, tidak seperti yang diperkirakan, pertandingan ini berjalan tanpa greget. Garing. Basi.
Setelah gol Mats Hummels di menit ke-13, tidak ada lagi gol atau kejadian-kejadian istimewa apapun.

Tempo permainan lamban. Baik Jerman maupun Prancis tidak menunjukkan penampilan seperti yang diharapkan orang-orang. Yah, minimal gue, bokap, adek, dan sepupu yang kebetulan nonton bareng. Kami sependapat bahwa pertandingan ini ternyata mbosenin banget. Padahal, Jerman bermain sangat agresif dan impresif saat melawan Algeria, juga saat membantai Portugal dan menumbangkan USA. Sementara Prancis pun bermain tidak kalah ganasnya saat menghadapi Switzerland, Honduras, dan Nigeria. Ya wajar kan kalau kami berharap akan menyaksikan pertandingan yang luar biasa enak ditonton, dahsyat, dramatis, dan banjir serangan?

Yah, bagaimanapun, selamat bagi Jerman, yang berhasil lolos ke semifinal. Langkah Prancis harus terhenti sampai di sini. Pasti mengecewakan bagi fans Prancis. Apalagi, di sekitar gue ternyata banyak yang menjagokan Prancis sekaligus Jerman, dan kecewa sekali mereka harus bertemu secepat ini. Gue sih bersyukur Brazil dan Argentina baru bisa ketemu di final. Tapi kalau salah satunya sampai nggak masuk final, pasti gue kecewa banget. Go Brazil! Go Argentina!!

Kamis, 03 Juli 2014

Tim-tim Perempat Final Piala Dunia 2014

Tidak terasa, Piala Dunia sudah memasuki babak perempat final. Dari 32 tim peserta Piala Dunia, sudah tersaring menjadi tinggal 8 tim. Semuanya adalah juara dari masing-masing grup di babak penyisihan grup.


Kedelapan tim yang lolos ke perempat final merupakan tim-tim tangguh yang mayoritas langganan Piala Dunia. Untuk menuju ke perempat final, mereka pun telah melalui pertandingan-pertandingan yang sangat berat dengan tim-tim yang juga luar biasa gigih.

Dari kedelapan peserta perempat final, mungkin banyak yang menjagokan Jerman, Belanda, Prancis, Argentina, dan Brazil, terutama karena nama besar dan bintang-bintang lapangan yang bertaburan di sana. Tapi apakah statistik mengatakan bahwa Jerman, Belanda, Prancis, Argentina, dan Brazil lebih baik daripada Colombia, Belgia, dan Costa Rica?

Mari kita review statistik sejak babak penyisihan grup sampai babak perdelapan final atau babak 16 besar.

Pertama, bagaimanakah sepak terjang mereka selama babak penyisihan grup dan 16 besar?

1. Colombia:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 0 di 16 besar, tanpa extra time, tanpa kontroversi, tanpa own goal dari lawan

2. Argentina:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 1 - 0 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

3. Belgium:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 1 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

4. Netherlands:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 1 di 16 besar, tanpa extra time, dengan hadiah penalty kontroversi

5. France:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang 2 - 0 di 16 besar, tanpa extra time, tanpa kontroversi, dengan own goal dari lawan

6. Germany

- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang 2 - 1 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

7. Brazil:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang adu penalty di 16 besar, tanpa kontroversi

8. Costa Rica:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang adu penalty di 16 besar, tanpa kontroversi

Kalau dilihat dari sepak terjang kedelapan tim, ternyata sejauh ini Colombia yang rekornya cukup mengesankan. Melibas lawan-lawannya di babak penyisihan grup, Colombia lolos sebagai juara grup C dengan mengantongi poin penuh. Lalu di babak 16 besar, Colombia bisa dibilang sebagai tim yang kemenangannya paling mutlak. Kenapa? Karena, dari delapan tim, hanya ada tiga tim yang memenangkan pertandingan mereka di babak 16 besar tanpa extra time dan adu penalty, yaitu Colombia, Belanda, dan Prancis. Tapi gol ke dua Prancis adalah bunuh diri pemain lawan, sementara Belanda lebih parah lagi. Gol ke dua Belanda adalah hasil dari penalty kontroversial yang dihadiahkan wasit karena Arjen Robben melakukan diving di kotak penalty.
Brazil yang sangat diunggulkan, justru hanya bisa menang melalui adu penalty. Begitu juga dengan Costa Rica. Lalu Jerman dan Argentina, yang diperkirakan akan bisa melalui Algeria dan Switzerland dengan mudah, ternyata perlu extra time untuk memenangkan pertandingan. Begitu juga dengan Belgia.

Sementara itu, kalau dilihat dari babak penyisihan grup, 50% dari tim yang lolos ke perempat final, meraih poin penuh di babak penyisihan grup. 50% itu, selain Colombia, adalah Argentina, Belanda, dan Belgia. Jadi justru tim seperti Belgia berhasil meraih poin penuh di penyisihan grup. Justru Jerman, Brazil, dan Prancis tidak berhasil meraih poin penuh. Brazil sempat ditahan imbang oleh Mexico, Jerman oleh USA, dan Prancis oleh Ecuador.

Itu kalau dari sepak terjang mereka dari pertandingan ke pertandingan. Sekarang mari bicara soal angka.
Pertama, siapakah tim pencetak gol terbanyak sementara ini? Dan siapakah yang paling sedikit kebobolan?

Tim pencetak gol terbanyak:
1. Netherlands (12 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
2. Colombia (11 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
3. France (10 goals)
4. Germany (9 goals)
5. Brazil (8 goals)
6. Argentina(7 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
7. Belgium (6 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
8. Costa Rica (5 goals)

Tim paling sedikit kebobolan:
1. France, Colombia, Costa Rica, Belgium (2)
2. Argentina, Brazil, Germany (3)
3. Netherlands (4)

Tim dengan aggregate terbesar:
1. Colombia (9)
2. Netherlands, France (8)
3. Germany (6)
4. Brazil (5)
5. Argentina, Belgium (4)
6. Costa Rica (3)

Kalau dilihat secara angka, ternyata kedelapan peserta perempat final memiliki perolehan gol yang masing-masing berbeda satu gol. Dari 4 tim yang lolos dari penyisihan grup dengan poin penuh, ternyata hanya Belanda dan Colombia yang berada di posisi teratas dalam daftar pencetak gol terbanyak. Belanda mencetak 12 gol, dan Colombia hanya kurang 1 gol dibandingkan Belanda. Sementara dua lainnya, Argentina dan Belgia, justru merupakan 4 terbawah.

Dua tim yang tidak berhasil meraih poin penuh di penyisihan grup, namun tampil memukau mulai dari penyisihan grup sampai babak 16 besar, adalah Jerman dan Prancis. Jerman membukukan banyak gol karena melibas salah satu tim besar dunia, Portugal. Sementara 5 dari 10 gol yang sudah dicetak Prancis berasal dari pembantaian mereka terhadap Switzerland.

Yang menarik adalah, Belanda, tim yang paling banyak mencetak gol, ternyata juga merupakan yang paling banyak kebobolan di antara ketujuh tim lainnya. Dari semua tim yang berhasil masuk ke perempat final, Belanda adalah satu-satunya tim yang sudah kebobolan lebih dari 3 gol.
Sementara Costa Rica, tim yang paling sedikit mencetak gol dibandingkan ketujuh perempat finalis lain, yaitu hanya 5 gol, ternyata juga salah satu tim yang paling sedikit kebobolan. Costa Rica baru kebobolan 2 gol.
Begitu juga dengan Belgia yang hanya mencetak satu gol lebih banyak dari Costa Rica, mereka pun baru kebobolan 2 gol.
Yang paling hebat, lagi-lagi adalah Colombia. Karena, dengan perolehan 11 gol yang menempatkannya sebagai pencetak gol terbanyak setelah Belanda, Colombia juga termasuk yang paling sedikit kebobolan, karena, seperti Belgia dan Costa Rica, mereka pun baru kebobolan 2 gol.
Tim lainnya yang juga hanya kebobolan 2 gol adalah Prancis.
Selebihnya, Brazil, Argentina, dan Jerman, masing-masing sudah kebobolan 3 gol. Masih di bawah Belanda.

Dengan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak dengan kebobolan paling sedikit, Colombia menjadi tim nomor 1 dalam hal selisih gol. Selisih golnya adalah 9, mengalahkan Belanda dan Prancis yang memiliki selisih gol 8. Selisih terkecil antara jumlah gol dan kebobolan adalah Costa Rica, yaitu selisih 3 gol.

Jadi, dari catatan rekor dan statistik, Colombia adalah tim terkuat di antara para peserta yang masuk ke perempat final. Ditambah lagi, pencetak gol terbanyak sementara ini masih dipegang James Rodriguez dari Colombia, dengan perolehan 5 gol.

Tapi, catatan rekor mereka tidak bisa menjadi pegangan mutlak. Ingat bahwa masing-masing tim menghadapi lawan dengan level kekuatan yang berbeda-beda.

Colombia memang memenangi keempat pertandingan mereka dengan mulus. Tapi Tim-tim yang sudah dihadapi selama ini bisa dibilang, tim-tim penggembira. Walaupun Uruguay tergolong tim yang terkenal tangguh, namun di Puala Dunia kali ini mereka tidak tampil sebaik yang diharapkan. Apalagi tanpa Luis Suarez yang diskors 4 bulan setelah aksi gilanya menggigit Chiellini.

Selasa, 01 Juli 2014

Top 16, 7th Match: Argentina vs Switzerland

Argentina 1         –             0 Switzerland
Angel di Maria ‘118

Lagi-lagi, pertarungan sengit terjadi di babak 16 besar, antara tim favorit melawan tim kuda hitam. Kali ini Argentina yang berhadapan dengan Switzerland. Switzerland, yang sangat tidak diunggulkan, harus berhadapan dengan sebuah tim dengan nama besar, yang di dalamnya terdapat bintang-bintang dunia, termasuk seorang pemain ajaib yang merupakan pemain terbaik dan termahal di dunia saat ini, Lionel Messi.

Gimana ya rasanya berhadapan dengan seorang Lionel Messi?

Switzerland menerapkan pola permainan bertahan yang sangat rapi dan ketat. Seperti tim-tim lain yang menghadapi Argentina sebelumnya, Switzerland menerapkan strategi yang sama: kawal ketat Messi!

Tampaknya strategi mereka cukup berhasil. Dengan keunggulan postur para pemainnya yang tinggi besar namun lincah-lincah, Switzerland berhasil menahan imbang Argentina dengan skor 0 - 0 sepanjang babak pertama dan babak ke dua. Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Dan di babak perpanjangan waktu pun, Argentina masih saja buntu.

Setelah pertandingan yang berlangsung alot selama dua kali 45 menit, plus dua babak extra time setelahnya, akhirnya Angel Di Maria memecah kebuntuan Argentina selama hampir 120 menit, menyambut umpan yang sangat cantik dari Lionel Messi, yang menurut saya pantas menjadi man of the match dalam pertandingan ini.

Switzerland sudah menunjukkan perlawanan yang begitu gigih. Mereka sudah nyaris sekali memaksa Argentina menyelesaikan pertandingan melalui adu penalty. Namun, Lionel Messi dkk memang tak terbendung. Apa boleh buat. Setelah perjuangan panjang mereka, mengalahkan Ecuador 2 - 1, sempat dibantai Prancis dengan skor telak 5 - 2, namun melibas Honduras 3 - 0 di akhir babak penyisihan grup, akhirnya perjalanan Switzerland di Piala Dunia 2014 harus terhenti di tangan Argentina.

Sabtu, 28 Juni 2014

Hasil Akhir Grup H

Algeria 1                             –                            1 Russia
I. Slimani ’60                                                    A. Kokorin ‘6

Sebelum pertandingan ini, Russia masih berpeluang untuk lolos bila mereka berhasil mengalahkan Algeria, dengan catatan Belgia menang atau seri dengan Korea, atau Korea menang namun kalah selisih gol.
Russia sebenarnya sudah unggul sejak awal pertandingan dengan gol yang dicetak Kokorin saat pertandingan baru saja berjalan 6 menit. Gol itu tentu memberikan harapan bagi Russia. Apalagi, di pertandingan lainnya, skor masih 0 - 0 bagi Belgia dan Korea. Namun malang bagi Russia, di menit ke-60 Algeria berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1. Dengan tiga poin yang sudah dikantonginya dengan mengalahkan Korea di pertandingan sebelumnya, hasil imbang ini cukup untuk meloloskan Algeria sebagai runners-up grup H.

Belgium 1                           –                            0 South Korea
Vertonghen ‘78

Sementara itu, Belgia yang sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar sebagai juara grup, tetap bermain serius saat menghadapi Korea Selatan. Hebatnya, Korea Selatan pun memberikan perlawanan yang sengit, sehingga di babak pertama, tidak terjadi gol bagi kedua tim. Namun, setelah harus bermain dengan 10 pemain karena Defour dikartumerah pada akhir babak pertama, Belgia justru bisa memecahkan kebuntuan mereka di menit ke-78 melalui gol Vertonghen. Kedudukan 1 - 0 bertahan sampai peluit panjang ditiup, memastikan Belgia sebagai tim ke empat, setelah Belanda, Colombia, dan Argentina, yang berhasil mengantongi poin penuh, dengan memenangi semua pertandingan mereka di babak penyisihan grup.



Pencetak gol terbanyak sementara:
4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
James Rodríguez (Colombia)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Ivan Perisic (Croatia)
Wilfried Bony (Ivory Coast)
Asamoah Gyan (Ghana)
Islam Slimani (Algeria)

1
Oscar, Fred, Fernandinho (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña, Bryan Ruiz (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


129 gol dicetak 96 pemain dari 32 tim/negara sepanjang babak penyisihan grup Piala Dunia 2014.

:


Dengan demikian, berakhirlah sudah babak penyisihan grup di Piala Dunia 2014. Juara dan runners-up masing-masing grup sudah ketahuan semuanya, menghasilkan skema pertandingan yang seperti ini:


Sebelum kita melaju ke babak 16 besar, yuk kita tengok harapan dan prediksi saya di awal Piala Dunia 2014 ini:

Prediksi vs Harapan sebelum Piala Dunia 2014 dimulai


Prediksi dan harapan vs kenyataan

Ternyata kenyataan banyak pahitnya yah. Italy, Spanyol, Portugal, Inggris tersingkir lebih cepat dari yang diperkirakan dan diharapkan.
Kalau dibandingkan, sejauh ini sih, prediksi dan harapan saya, Brazil juara grup A, bener. Prediksi saya Croatia runners-up grup A, salah, yang benar ternyata Mexico.
Di grup B, prediksi saya salah total, apalagi harapan saya! Prediksi saya, Spanyol lolos sebagai juara grup, Belanda lolos sebagai runners-up. Harapan saya, Spanyol lolos sebagai juara grup, Chile lolos sebagai runners-up. Yang terjadi... Spanyol, yang diprediksi dan diharapkan jadi juara grup, malah keok abis-abisan! Belanda malah juara grup, dan Chile jadi runners-up grup, sesuai yang diharapkan.
Di grup C, saya sih tidak punya harapan apa-apa. Tapi prediksi saya bahwa Colombia akan jadi juara grup dan Yunani jadi runners-up, ternyata tepat sekali!
Di grup D, seperti halnya grup B, prediksi dan harapan saya kacau balau! Salah total! Costa Rica, yang paling tidak diunggulkan, ternyata malah lolos sebagai juara grup! Uruguay yang saya unggulkan sebagai juara grup, malah sempat dibantai Costa Rica, walaupun akhirnya lolos sebagai runners-up grup. Dan Italia dan Inggris, yang saya perkirakan salah satunya akan menemani Uruguay sebagai runners-up group, malah sama-sama tersingkir! Hiks hiks hiks.
Di grup E, seperti grup C, prediksi saya tepat sekali, Prancis lolos sebagai juara grup, dan Swiss lolos sebagai runners-up. Seperti halnya grup C, saya tidak punya harapan apapun di grup ini karena tidak ada tim yang saya suka atau tidak suka. Walaupun sekarang, setelah melihat permainan Prancis di dua pertandingan pertama, saya harus mengakui kalau saya mulai suka Prancis!
Prediksi saya mengenai grup F juga benar 100%, Argentina lolos sebagai juara grup dan Nigeria lolos sebagai runners-up. Kalau harapan saya, Argentina lolos sebagai juara, dan runners-up saya tidak peduli siapa saja.
Prediksi saya mengenai grup G jelas meleset! Apalagi harapan! Meleset 100%! Prediksi saya Jerman lolos sebagai juara grup sudah benar. Tapi prediksi Portugal lolos sebagai runners-up salah, karena Portugal justru tersingkir. Yang lebih ngaco adalah harapan saya. Harapan saya, Portugal lolos sebagai juara grup, runners-up terserah, yang penting Jerman nggak lolos. Eeeehhhh...yang terjadi justru sebaliknya. Kualat nih sama fans Jerman.
Terakhir, prediksi saya bahwa Belgia akan keluar sebagai juara grup H, tepat sekali! Hanya saja, saya kira, runners-upnya bakal Russia atau Korea. Eh, kok ternyata malah Algeria! Hebat juga ya Algeria!

Jadi, totalnya, ketepatan dari prediksi saya hanya 56.25%
Sementara, harapan saya tercapai...gimana ya ngitungnya? Banyak grup yang bodo amat gitu. Ya sudah lah ya. Yang jelas, sekarang saya sudah punya harapan dan prediksi baru mengenai babak 16 besar dan seterusnya.

Skema turnamen prediksi saya

vs


Skema turnamen harapan saya



Messi

Bosnia-Herzegovina 3     –                            1 Iran
E. Dzeko ’23                                                     Reza ‘82
M. Pjanic ‘59
Vrsajevic ‘83


Sebelum pertandingan ini, Iran masih berpeluang untuk lolos, dengan catatan Nigeria harus kalah dari Argentina. Namun, walaupun sudah dipastikan pulang kampung, Bosnia-Herzegovina tetap bermain dengan ganas. Gol E. Dzeko di menit ke-23 dan gol M. Pjanic di menit ke-59 memupuskan harapan Iran untuk lolos ke 16 besar. Di menit ke-82, Iran sebenarnya sudah berhasil memperkecil ketinggalan mereka menjadi 1 - 2 lewat gol Reza. Tapi sayangnya, tidak sampai satu menit kemudian, gol itu langsung dibalas oleh gol Vrsajevic. Dan akhirnya Iran pun tersingkir dari peta persaingan Piala Dunia 2014.
Namun, di pertandingan ini, akhirnya Iran berhasil mencetak gol pertamanya di Piala Dunia 2014. Gol Reza menjadi gol pertama dan satu-satunya Iran di Piala Dunia 2014. Dan sebelum gol itu terjadi, Iran adalah satu-satunya tim yang belum mencetak satu gol pun di Piala Dunia 2014.


Argentina 3                        –                            2 Nigeria
L. Messi ‘3, ‘45+1                                           A. Musa ‘4, ‘47
M. Rojo ‘50

Pertandingan ini adalah tontonan yang sangat menarik bagi para penggemar sepakbola. Bagi Argentina, pertandingan ini hanya menentukan apakah mereka akan menjadi juara grup atau runners-up. Bagi Nigeria, pertandingan terakhir ini memiliki banyak sekali probabilitas. Bila menang, mereka lolos sebagai juara grup. Bila seri, mereka lolos sebagai runners-up grup. Namun bila kalah, dan Iran sampai menang dengan selisih 2 gol dari Bosnia Herzegovina, maka mereka akan tersingkir. Ternyata akhirnya Nigeria kalah. Namun mereka beruntung karena ternyata, di pertandingan lainnya, Bosnia-Herzegovina berhasil menggulung Iran 3 - 1.
Gol-gol itu sendiri terjadi begitu cepat. Pertandingan baru berjalan tiga menit, Lionel 'Messiah' Messi sudah mencetak gol pertama bagi Argentina. Namun gol itu langsung dibalas oleh A. Musa satu menit kemudian. Di akhir babak pertama, Messi kembali mencetak gol yang membuat Argentina unggul 2 - 1. Namun, baru saja babak ke dua dimulai, A. Musa sudah kembali mencetak gol di menit ke-47. Lagi-lagi Argentina gagal mempertahankan keunggulan mereka lebih dari 5 menit. Baru pada menit ke-50, akhirnya Argentina kembali unggul melalui gol M. Rojo. Kali itu Nigeria tidak bisa membalas lagi. Dan pertandingan pun berakhir dengan kemenangan Argentina 3 - 2.
Kemenangan ini membuktikan bahwa, seberapa ketat pun Messi dikawal, Argentina tetap berhasil meraih poin penuh, memenangkan kesemua dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup. Messi pun menemani sobat seklubnya, Neymar, di jajaran pencetak gol terbanyak sementara. Barca yeeaahh!



Rabu, 18 Juni 2014

Babak Penyisihan, Group F: Argentina - Bosnia-H, Iran - Nigeria

Argentina 2         –             1 Bosnia Herzegovina
Kolasinac ‘3 (og)               Ibisevic ‘86
Messi ‘65

Baru tiga menit bermain, gol bagi Argentina sudah tercipta akibat bunuh diri yang dilakukan oleh Kolasinac, menyambut tendangan bebas yang dilakukan Lionel Messi.
Meskipun begitu, kegigihan Bosnia Herzegovina sepanjang pertandingan ini sungguh layak mendapat acungan jempol. Argentina, yang bisa dikatakan satu-satunya tim unggulan di Grup F, mendapatkan perlawanan yang sengit dari Bosnia Herzegovina. Walaupun tidak diunggulkan, namun Bosnia Herzegovina cukup bisa mengimbangi permainan Argentina.
Setelah terjadinya gol bunuh diri, pemain Bosnia Herzegovina tampak merapatkan pertahanannya. Bahkan, setiap kali Argentina melakukan serangan, Bosnia Herzegovina menempatkan hampir seluruh pemainnya di barisan belakang. Motor serangan Argentina, Lionel Messi, tampak frustrasi dikawal tiga orang pemain lawan yang selalu mematahkan serangan-serangan yang dilancarkan Argentina.
Bosnia Herzegovina berusaha memanfaatkan serangan-serangan balik, dan sempat terjadi beberapa peluang. Sayangnya, sampai berakhirnya babak pertama, Bosnia Herzegovina belum bisa membalas ketinggalan mereka.
Di babak ke-2, terciptalah gol yang sangat cantik di menit ke-65 oleh Lionel Messi. Dengan kerjasama yang baik sekali, Messi akhirnya bisa menembus pengawalan ketat yang dilakukan pemain Bosnia Herzegovina. Gol itu membuat kedudukan menjadi 2-0 bagi Argentina.
Namun Bosnia Herzegovina tidak menyerah begitu saja. Mereka terus membalas serangan-serangan Argentina, sampai pada akhirnya, gol Ibisevic di menit ke-86 berhasil memperkecil ketinggalan Bosnia Herzegovina.

Iran 0 – 0 Nigeria

Iran vs Nigeria hasilnya seri, nggak ada gol, gue nggak nonton pula. Jadi bingung mau nulis apa.


Pencetak gol terbanyak sementara:
2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)
Lionel Messi (Argentina)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)


34 gol dicetak 30 pemain dari 18 tim/negara.

Jumat, 06 Juni 2014

Football Party and Birthday Party All Over Again!! Yeayy!!

June 6, 2014


Okay guys! Sebentar lagi gue ulangtahun niih…. Itu artinya apa? Artinya, sebentar lagi Piala Dunia akan dimulai! Pesta sepakbola terbesar yang diadakan setiap empat tahun sekali ini emang selalu dimulai di sekitar tanggal ulangtahun gue. Bahkan empat tahun lalu, mulainya tepat tanggal 11 Juni. Tahun ini mulainya tanggal 13 Juni, yah meleset dikit. Gue emang sengaja minta digeser ke tanggal itu buat ngasi kado ke temen Gemini gue, Ashley sama Mary-Kate Olsen. Tapi sayangnya mereka nggak suka bola. Payah deh…

Kenapa Piala Dunia kali ini pentiiiing banget buat gue? Karena kali ini Piala Dunia diadakan di Brazil! Tim kesayangan gue sepanjang masa, akan jadi tuan rumah di Piala Dunia tahun ini. Iya, FYI, gue supporter setia tim samba Brazil, pemuja fanatik Jogo Bonito! Dari jaman Ronaldo sampe Neymar, gue cintaaa banget timnas Brazil! Kenapa sejak jaman Ronaldo? Karena sebelum itu gue belom lahir. Hehe sok muda. Bohong deng, gue dulu nggak suka bola. Payah deh… *diulang


Sepanjang Piala Dunia ini mungkin gue bakal nulis ulasan pertandingan tiap hari. Yah kalo sempet sih. Nah, sebelum nulis artikel-artikel lain, pertama-tama gue mau kasih daftar peserta dan jadwalnya dulu dong. Baru nanti gue mau bahas per grup, terus stadion-stadionnya, pertandingan-pertandingan, pemain-pemain bintangnya, dan pemain-pemain legendarisnya juga dong! Kalo nggak nanti nama Ronaldo Luiz Nazario da Lima nggak muncul-muncul… hihi

Daftar peserta dan pembagian grup Piala Dunia 2014:



Jadwal dan bagan turnamen Piala Dunia 2014:


Please Enjoy the Show! ;-*