Tampilkan postingan dengan label costa rica. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label costa rica. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Juli 2014

Quarter Final, 4th Match: Netherlands vs Costa Rica

Netherlands 0 (4)              –             0 (3) Costa Rica

Setelah tiga pertandingan perempat final lainnya yang terkesan hambar dan tanpa drama, akhirnya drama yang ditunggu-tunggu terjadi pada pertandingan terakhir di babak perempat final, yaitu Belanda melawan Costa Rica.

Setelah Italy dan Inggris, kini giliran Belanda yang harus menghadapi kokohnya dinding pertahanan Costa Rica, yang dijaga ketat oleh Cristian Gamboa, Johnny Acosta, Giancarlo Gonzales, Michael Umaña, dan salah satu penjaga gawang terbaik Piala Dunia 2014, Keylor Navas.

Selama 120 menit Arjen Robben dkk terus berusaha menggempur pertahanan Costa Rica. Namun segala usaha yang mereka kerahkan terus menemukan kebuntuan. Beberapa kali Costa Rica mematahkan serangan-serangan Belanda. Keylor Navas pun berkali-kali menyelamatkan gawang dari tendangan-tendangan maut Sneijder, Robben, Van Persie, dan para pemain Belanda lainnya yang selama ini sudah mencetak 12 gol bagi Belanda. Bahkan ketika Keylor Navas dkk lengah, mistar gawang pun ikut serta mementahkan tendangan Wesley Sneijder di menit-menit terakhir.

Setelah bermain imbang tanpa gol selama 2x45 menit, dilanjutkan dengan 2x15 menit babak perpanjangan waktu, akhirnya pertandingan antara Belanda melawan Costa Rica, menjadi pertandingan pertama dan satu-satunya di babak perempat final, yang harus berakhir dengan drama adu penalty.

Setelah berhasil menang adu penalty melawan Yunani di babak 16 besar, sekali lagi Costa Rica harus menghadapi adu penalty. Hanya beberapa menit sebelum babak ke dua perpanjangan waktu berakhir, Luis Van Gaal dengan cermat mengganti penjaga gawang Belanda, Jasper Chilesen, dengan Tim Krull, yang tampaknya spesialis adu penalty.

Dan dimulailah drama adu penalty itu.

Costa Rica mendapat kesempatan untuk mengambil tendangan pertama.
Penendang pertama bagi Costa Rica adalah Celso Borges, yang sukses mencetak gol ke gawang Tim Krull. Kedudukan 1 - 0 bagi Costa Rica.
Namun Robin Van Persie yang menjadi penendang pertama bagi Belanda pun sukses memasukkan bola ke dalam gawang. Kedudukan sementara menjadi 1 - 1.
Situasi menjadi menegangkan bagi Costa Rica saat Tim Krull berhasil menepis tendangan kapten Bryan Ruiz pada tendangan ke dua, sementara Arjen Robben sukses menceploskan bola ke gawang Keylor Navas. Kedudukan 2 - 1 untuk keunggulan Belanda.
Tendangan ke tiga berhasil dieksekusi dengan baik oleh Giancarlo Gonzales, lalu oleh Wesley Sneijder. Kedudukan 3 - 2 untuk keunggulan Belanda.
Lalu tendangan ke empat juga berhasil dieksekusi Cristian Bolaños untuk Costa Rica dan Dirk Kuyt untuk Belanda. Kedudukan sudah 4 - 3 untuk keunggulan Belanda. Sementara kesempatan menendang tinggal satu kali lagi.
Maka, begitu Michael Umaña gagal memasukkan bola pada kesempatan menendang terakhir bagi Costa Rica, selesailah sudah pertandingan ini!

Para pemain cadangan dan tim official dari Belanda menyerbu ke tengah lapangan, sementara puluhan ribu fans Belanda yang menonton di stadion juga merayakan lolosnya Belanda ke semifinal.


Costa Rica sudah menampilkan permainan terbaik mereka, menunjukkan kekuatan pertahanan yang luar biasa selama lima pertandingan yang telah mereka lalui. Mereka kalah terhormat melalui adu penalty, oleh salah satu tim terkuat di Piala Dunia 2014 ini.

Dengan tersingkiranya Costa Rica dari Piala Dunia, Costa Rica memastikan diri sebagai tim dengan jumlah kebobolan terkecil sepanjang Piala Dunia 2014, yaitu hanya kebobolan 2 gol. Barisan pertahanan Costa Rica telah berhasil mempertahankan gawang mereka dari serangan-serangan tim-tim besar seperti Italia, Inggris, dan Belanda. Hanya Yunani dan Uruguay yang mampu menjebol gawang Keylor Navas selama Piala Dunia 2014, dengan masing-masing hanya satu gol.

Sementara Belanda, meski tidak menambah perolehan golnya di babak perempat final ini, tetap menjadi tim pencetak gol terbanyak sementara dengan 12 gol. Hanya saja, rekor mereka harus disejajari oleh Colombia yang mencetak satu gol ke gawang Brazil di pertandingan terakhir mereka.

Tim pencetak gol terbanyak sampai Babak Perempat Final:
1. Netherlands, Colombia (12 goals)
2. Brazil, Germany, France (10 goals)
3. Argentina (8 goals)
4. Switzerland, Algeria (7 goals)
5. Croatia, Belgium, Chile (6 goals)
6. Costa Rica, Mexico, USA (5 goals)
7. Uruguay, Portugal, Spain, Ivory Coast, Ghana, Bosnia-Herzegovina (4 goals)
8. Nigeria, Ecuador, Australia, South Korea, Greece (3 goals)
9. Italy, Russia, England (2 goals)
10. Cameroon, Japan, Honduras, Iran (1 goal)

Tim paling banyak kebobolan sampai Babak Perempat Final:
1. Australia, Cameroon (9)
2. Honduras (8)
3. Spain, Portugal, Switzerland, Algeria (7)
4. Japan, South Korea, Ghana, Croatia, Uruguay, USA (6)
5. Greece, Nigeria (5)
6. Iran, England, Bosnia-Herzegovina, Ivory Coast, Netherlands, Chile, Brazil, Colombia (4)
7. Russia, Italy, Ecuador, Argentina, Germany, Mexico, Belgium, France (3)
8. Costa Rica (2)

Tim dengan aggregate terbesar sampai Babak Perempat Final:
1. Colombia, Netherlands (8)
2. France, Germany (7)
3. Brazil (6)
4. Argentina (5)
5. Costa Rica, Belgium (3)
6. Chile, Mexico (2)
7. Switzerland, Algeria, Ecuador, Croatia, Ivory Coast, Bosnia-Herzegovina (0)
8. USA, Italy, Russia (-1)
9. Uruguay, Greece, Nigeria, Ghana, England (-2)
10. Portugal, Spain, South Korea, Iran (-3)
11. Japan (-5)
12. Australia (-6)
13. Honduras (-7)
14. Cameroon (-8)

Tim dengan rata-rata gol terbanyak per pertandingan sampai Babak Perempat Final:
1. Netherlands, Colombia (2.4 goals/match)
2. Brazil, Germany, France, Croatia (2 goals/match)
3. Switzerland, Algeria (1.75 goals/match)
4. Argentina (1.6 goals/match)
5. Chile (1.5 goals/match)
6. Portugal, Spain, Ivory Coast, Ghana, Bosnia-Herzegovina (1.33 goals/match)
7. Mexico, USA (1.25 goals/match)
8. Belgium (1.2 goals/match)
9. Uruguay, Ecuador, Australia, South Korea, Costa Rica (1 goal/match)
10. Nigeria, Greece (0.75 goals/match)
11. Italy, Russia, England (0.67 goals/match)
12. Cameroon, Japan, Honduras, Iran (0.33 goals/match)

Tim dengan rata-rata kebobolan terbanyak per pertandingan sampai Babak Perempat Final:
1. Cameroon, Australia (3/match)
2. Honduras (2.67/match)
3. Spain, Portugal (2.33/match)
4. Japan, South Korea, Ghana, Croatia (2/match)
5. Algeria, Switzerland (1.75/match)
6. USA, Uruguay (1.5/match)
7. Iran, England, Bosnia-Herzegovina, Ivory Coast (1.3/match)
8. Nigeria, Greece (1.25/match)
9. Russia, Italy, Ecuador, Chile (1/match)
10. Brazil, Netherlands, Colombia (0.8/match)
11. Mexico (0.75/match)
12. France, Belgium, Germany, Argentina (0.6/match)
13. Costa Rica (0.4/match)

Pencetak gol terbanyak sementara:
6
James Rodríguez (Colombia)

4
Thomas Muller (Germany)
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)
Matt Hummels (Germany)
David Luiz (Brazil)

1
Fred, Fernandinho, Thiago Silva, Oscar (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Mario Gotze, Mesut Özil, Miroslav Klose, André Schürrle (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones, Julian Green (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen, Kevin De Brunye, Romelu Lukaku (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
Marcos Rojo, Angel Di Maria, Gonzalo Higuain (Argentina)
Reza (Iran)

151 gol dicetak 110 pemain dari 32 tim/negara.

Kamis, 03 Juli 2014

Tim-tim Perempat Final Piala Dunia 2014

Tidak terasa, Piala Dunia sudah memasuki babak perempat final. Dari 32 tim peserta Piala Dunia, sudah tersaring menjadi tinggal 8 tim. Semuanya adalah juara dari masing-masing grup di babak penyisihan grup.


Kedelapan tim yang lolos ke perempat final merupakan tim-tim tangguh yang mayoritas langganan Piala Dunia. Untuk menuju ke perempat final, mereka pun telah melalui pertandingan-pertandingan yang sangat berat dengan tim-tim yang juga luar biasa gigih.

Dari kedelapan peserta perempat final, mungkin banyak yang menjagokan Jerman, Belanda, Prancis, Argentina, dan Brazil, terutama karena nama besar dan bintang-bintang lapangan yang bertaburan di sana. Tapi apakah statistik mengatakan bahwa Jerman, Belanda, Prancis, Argentina, dan Brazil lebih baik daripada Colombia, Belgia, dan Costa Rica?

Mari kita review statistik sejak babak penyisihan grup sampai babak perdelapan final atau babak 16 besar.

Pertama, bagaimanakah sepak terjang mereka selama babak penyisihan grup dan 16 besar?

1. Colombia:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 0 di 16 besar, tanpa extra time, tanpa kontroversi, tanpa own goal dari lawan

2. Argentina:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 1 - 0 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

3. Belgium:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 1 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

4. Netherlands:
- meraih poin penuh 9 di penyisihan grup (menang 3 dari 3 pertandingan)
- menang 2 - 1 di 16 besar, tanpa extra time, dengan hadiah penalty kontroversi

5. France:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang 2 - 0 di 16 besar, tanpa extra time, tanpa kontroversi, dengan own goal dari lawan

6. Germany

- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang 2 - 1 di 16 besar, dengan extra time, tanpa kontroversi

7. Brazil:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang adu penalty di 16 besar, tanpa kontroversi

8. Costa Rica:
- meraih 7 poin (menang dua kali dan seri sekali) di penyisihan grup
- menang adu penalty di 16 besar, tanpa kontroversi

Kalau dilihat dari sepak terjang kedelapan tim, ternyata sejauh ini Colombia yang rekornya cukup mengesankan. Melibas lawan-lawannya di babak penyisihan grup, Colombia lolos sebagai juara grup C dengan mengantongi poin penuh. Lalu di babak 16 besar, Colombia bisa dibilang sebagai tim yang kemenangannya paling mutlak. Kenapa? Karena, dari delapan tim, hanya ada tiga tim yang memenangkan pertandingan mereka di babak 16 besar tanpa extra time dan adu penalty, yaitu Colombia, Belanda, dan Prancis. Tapi gol ke dua Prancis adalah bunuh diri pemain lawan, sementara Belanda lebih parah lagi. Gol ke dua Belanda adalah hasil dari penalty kontroversial yang dihadiahkan wasit karena Arjen Robben melakukan diving di kotak penalty.
Brazil yang sangat diunggulkan, justru hanya bisa menang melalui adu penalty. Begitu juga dengan Costa Rica. Lalu Jerman dan Argentina, yang diperkirakan akan bisa melalui Algeria dan Switzerland dengan mudah, ternyata perlu extra time untuk memenangkan pertandingan. Begitu juga dengan Belgia.

Sementara itu, kalau dilihat dari babak penyisihan grup, 50% dari tim yang lolos ke perempat final, meraih poin penuh di babak penyisihan grup. 50% itu, selain Colombia, adalah Argentina, Belanda, dan Belgia. Jadi justru tim seperti Belgia berhasil meraih poin penuh di penyisihan grup. Justru Jerman, Brazil, dan Prancis tidak berhasil meraih poin penuh. Brazil sempat ditahan imbang oleh Mexico, Jerman oleh USA, dan Prancis oleh Ecuador.

Itu kalau dari sepak terjang mereka dari pertandingan ke pertandingan. Sekarang mari bicara soal angka.
Pertama, siapakah tim pencetak gol terbanyak sementara ini? Dan siapakah yang paling sedikit kebobolan?

Tim pencetak gol terbanyak:
1. Netherlands (12 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
2. Colombia (11 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
3. France (10 goals)
4. Germany (9 goals)
5. Brazil (8 goals)
6. Argentina(7 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
7. Belgium (6 goals) à memenangkan 3 dari pertandingan di babak penyisihan
8. Costa Rica (5 goals)

Tim paling sedikit kebobolan:
1. France, Colombia, Costa Rica, Belgium (2)
2. Argentina, Brazil, Germany (3)
3. Netherlands (4)

Tim dengan aggregate terbesar:
1. Colombia (9)
2. Netherlands, France (8)
3. Germany (6)
4. Brazil (5)
5. Argentina, Belgium (4)
6. Costa Rica (3)

Kalau dilihat secara angka, ternyata kedelapan peserta perempat final memiliki perolehan gol yang masing-masing berbeda satu gol. Dari 4 tim yang lolos dari penyisihan grup dengan poin penuh, ternyata hanya Belanda dan Colombia yang berada di posisi teratas dalam daftar pencetak gol terbanyak. Belanda mencetak 12 gol, dan Colombia hanya kurang 1 gol dibandingkan Belanda. Sementara dua lainnya, Argentina dan Belgia, justru merupakan 4 terbawah.

Dua tim yang tidak berhasil meraih poin penuh di penyisihan grup, namun tampil memukau mulai dari penyisihan grup sampai babak 16 besar, adalah Jerman dan Prancis. Jerman membukukan banyak gol karena melibas salah satu tim besar dunia, Portugal. Sementara 5 dari 10 gol yang sudah dicetak Prancis berasal dari pembantaian mereka terhadap Switzerland.

Yang menarik adalah, Belanda, tim yang paling banyak mencetak gol, ternyata juga merupakan yang paling banyak kebobolan di antara ketujuh tim lainnya. Dari semua tim yang berhasil masuk ke perempat final, Belanda adalah satu-satunya tim yang sudah kebobolan lebih dari 3 gol.
Sementara Costa Rica, tim yang paling sedikit mencetak gol dibandingkan ketujuh perempat finalis lain, yaitu hanya 5 gol, ternyata juga salah satu tim yang paling sedikit kebobolan. Costa Rica baru kebobolan 2 gol.
Begitu juga dengan Belgia yang hanya mencetak satu gol lebih banyak dari Costa Rica, mereka pun baru kebobolan 2 gol.
Yang paling hebat, lagi-lagi adalah Colombia. Karena, dengan perolehan 11 gol yang menempatkannya sebagai pencetak gol terbanyak setelah Belanda, Colombia juga termasuk yang paling sedikit kebobolan, karena, seperti Belgia dan Costa Rica, mereka pun baru kebobolan 2 gol.
Tim lainnya yang juga hanya kebobolan 2 gol adalah Prancis.
Selebihnya, Brazil, Argentina, dan Jerman, masing-masing sudah kebobolan 3 gol. Masih di bawah Belanda.

Dengan menjadi salah satu pencetak gol terbanyak dengan kebobolan paling sedikit, Colombia menjadi tim nomor 1 dalam hal selisih gol. Selisih golnya adalah 9, mengalahkan Belanda dan Prancis yang memiliki selisih gol 8. Selisih terkecil antara jumlah gol dan kebobolan adalah Costa Rica, yaitu selisih 3 gol.

Jadi, dari catatan rekor dan statistik, Colombia adalah tim terkuat di antara para peserta yang masuk ke perempat final. Ditambah lagi, pencetak gol terbanyak sementara ini masih dipegang James Rodriguez dari Colombia, dengan perolehan 5 gol.

Tapi, catatan rekor mereka tidak bisa menjadi pegangan mutlak. Ingat bahwa masing-masing tim menghadapi lawan dengan level kekuatan yang berbeda-beda.

Colombia memang memenangi keempat pertandingan mereka dengan mulus. Tapi Tim-tim yang sudah dihadapi selama ini bisa dibilang, tim-tim penggembira. Walaupun Uruguay tergolong tim yang terkenal tangguh, namun di Puala Dunia kali ini mereka tidak tampil sebaik yang diharapkan. Apalagi tanpa Luis Suarez yang diskors 4 bulan setelah aksi gilanya menggigit Chiellini.

Senin, 30 Juni 2014

Top 16, 4th Match: Costa Rica vs Greece

Costa Rica 1 (5)  –             1 (3) Greece
Bryan Ruiz ’52                   Socratis Papastathopoulos ‘90+1

Persis seperti Brazil, Costa Rica hampir saja tidak jadi menang saat menghadapi Yunani di babak 16 besar dini hari tadi.
Pada babak pertama, tanpa disangka, Yunani yang merupakan runners-up di grup C, grup yang paling tidak diunggulkan, ternyata malah lebih menguasai pertandingan dibandingkan dengan Costa Rica, yang berhasil menjadi juara di grup yang berisikan tiga tim 10 besar peringkat FIFA. Selama babak pertama Costa Rica cukup kewalahan menghadapi Yunani. Cukup banyak peluang yang terjadi yang gagal dimanfaatkan oleh pemain-pemain Yunani maupun Costa Rica.
Namun, setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, gol Bryan Ruiz di menit ke-52 akhirnya memecahkan kebuntuan Costa Rica.
Gol itu tampaknya cukup memanaskan aura pertandingan. Apalagi, kemudian Oscar Duarte mendapat akumulasi kartu kuning di menit ke-66 karena menyelengkat pemain Yunani (jangan harap gue inget namanya) dari belakang.
Meski harus bermain dengan 10 pemain, Costa Rica masih mampu menahan serangan demi serangan dari Yunani. Menjelang akhir pertandingan, Costa Rica sudah hampir saja membukukan kemenangan dan melenggang bebas ke babak perempat final.
Namuuun...sesuai kekhawatiran saya... satu menit memasuki injury time, Yunani tiba-tiba saja menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1 lewat gol Papastathopoulos! Satu sih yang gue penasaran sama pemain Yunani yang satu ini: itu nulis namanya di punggung kaya apa? Panjang bener!
Googling aja kali...
Oh iya bener...

Nama punggung Sokratis Papastathopoulos di seragam timnas

Yaaah...curang...kaya gitu doang ternyata... Ditulisnya Sokratis-nya. Curang. Yang lain kan pada ditulis nama keluarganya. Kenapa dia beda sendiri? Kaya pemain Amerika latin aja, ditulis nama depannya.

Tuh, yang di Milan juga gitu nulisnya.

Nah ini dia! Gini doang sih ternyata.

Eniwei...ini lagi ngomongin apa sih tadi? Kok bisa sampe sini?
Oh iya, jadi kan kedudukannya 1 - 1 nih sampai akhir pertandingan. Maka pertandingan ini pun menjadi pertandingan ke dua yang harus melalui extra time. Sama juga seperti Brazil vs Chile kemarin, dua babak extra time tidak menghasilkan satu gol pun, sehingga ini pun menjadi pertandingan ke dua di babak 16 besar yang harus diselesaikan melalui adu penalty.

Penendang pertama adalah Celso Borges dari Costa Rica. Masuk! 1 - 0 bagi Costa Rica.
Tapi penendang pertama dari Yunani pun, salah satu pemain bintang Yunani, Konstantinos Mitroglou, juga berhasil memasukkan bola, sehingga menyamakan kedudukan jadi 1 - 1.
Sampai penendang ke dua dan ke tiga dari kedua tim, Bryan Ruiz dan Giancarlo Gonzales dari Costa Rica, dan Lazaros Christodoulopoulos (waaah namanya lebih panjang lagi!) dan Jose Holebas dari Yunani, tidak ada satupun yang gagal memasukkan bola. Penendang ke empat dari Costa Rica, Joel Campbell, juga berhasil memasukkan bola. Dan ternyata, setelah tujuh pemain berhasil mengeksekusi giliran mereka masing-masing, pada akhirnya, Theofanis Gekas dari Yunani menjadi penendang pertama yang gagal memasukkan bola! Suasana langsung meriah dengan sorakan para suporter Costa Rica.
Kegagalan Theofanis Gekas itu membuat kedudukan menjadi 4 - 3 bagi keunggulan Costa Rica. Maka, begitu Michael Umaña, yang menjadi penendang terakhir dari Costa Rica, berhasil memasukkan bola, pertandingan langsung berakhir. Kemenangan adu penalty 5 - 3 bagi Costa Rica.

Costa Rica memang pantas menang. Walaupun menang lewat adu penalty, mereka sudah bermain dengan 10 pemain selama 54 menit terakhir pertandingan, dan berhasil menahan gempuran Yunani.

Costa Rica menjadi juara grup ke empat yang berhasil lolos ke babak perempat final. Setelah juara grup A, B, C, dan D berhasil lolos ke babak perempat final, akankah para juara dari grup E, F, G, dan H menyusul?

Dari segi benua, dari empat negara yang sudah lolos ke perempat final, tiga di antaranya berasal dari benua Amerika. Akankah dua negara benua Amerika lainnya lolos ke perempat final? Kita tunggu jawabannya!

Pencetak gol terbanyak sementara:
5
James Rodríguez (Colombia)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)

1
Oscar, Fred, Fernandinho, David Luiz (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Abdelmoumene Djabou, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


138 gol dicetak 101 pemain dari 32 tim/negara.

Sabtu, 28 Juni 2014

Arrivederci Gli Azzurri...

Sediih banget yaah judulnyaa pemirsa…

Yah, kenapa coba blog saya bolong udah berapa hari ngga diupdate? Ya karena selasa malem kemarin ini salah satu tim kesayangan saya, Gli Azzurri, Italia, harus tersingkir. Sedih deh ah…
Bolong deh. Jadi dalam sehari ini saya akan bahas semua pertandingan yang sudah saya lewatkan (dalam arti udah lama nggak ditulis di sini, kalo nonton tetep dong yaah wajib kudu harus).


Uruguay 1                          –                            0 Italy
Diego Godin ‘81

Pertandingan ini menjadi laga penentuan bagi Uruguay dan Italy. Keduanya sama-sama mengalahkan Inggris, bahkan dengan skor yang sama persis, 2 – 1, dan sama-sama dibabat Costa Rica. Baik Uruguay dan Italia mengantongi nilai 4 poin. Siapapun yang kalah, akan langsung tersingkir, dan siapapun yang menang, akan langsung menemani Costa Rica lolos sebagai runners-up grup D.
Sejak babak pertama, pertandingan berlangsung alot. Baik Italy maupun Uruguay berusaha mati-matian untuk menyelamatkan diri masing-masing. Namun, dalam 45 menit pertama, tidak terjadi satu gol pun baik bagi Uruguay maupun Italia. Di menit ke-59, pertandingan memanas sejak Marchisio mendapatkan kartu merah. Bermain dengan 10 pemain, Italia masih bisa mengimbangi permainan Uruguay. Sampai akhirnya Luis Suarez frustrasi dan keluarlah insting hewaninya. Ia menggigit pundak Chiellini saudara-saudara! Entah karena frustrasi atau nafsu. Pundaknya Chiellini sampe ada bekas gigitan warna merah, sadis banget.
Kayaknya sih pemain-pemain Uruguay belum disuntik rabies, jadi begitu digigit Chiellini langsung kejang-kejang, terus Italia jadi makin bobrok pertahanannya, terus akhirnya kebobolan deh, Diego Godin golin di menit ke-81, nyambut tendangan pojok yang diterima Uruguay.
Hehe maaf yah kalo tulisannya jadi rada ngaco. Emosi!



Costa Rica 0                       –                            0 England

Di pertandingan lainnya, baik Inggris maupun Costa Rica, keduanya sudah tidak terpengaruh dengan hasil pertandingan. Siapapun yang menang atau kalah, Inggris akan tetap tersingkir, dan Costa Rica akan tetap lolos sebagai juara grup dengan keunggulan selisih gol. Mungkin mereka sama-sama bermain santai (nggak nonton sih, mending nonton Italia – Uruguay lah!) dan pertandingan pun berakhir tanpa gol.

Dengan demikian, inilah klasemen akhir di grup D.


Sabtu, 14 Juni 2014

Babak Penyisihan, Grup D: Uruguay - Costa Rica, Italy - England

Sebel sih, jadi nggak urut gini.. Harusnya kan abis C terus baru D. Tapi yg C belum selesai, masi nanti malem. Nyeseknya, saya kira tadi pagi jam 2 itu masi group C! Ternyata Uruguay - Costa Rica! Papi nggak bangunin siiihh... *nyalahin orang

Uruguay 1 - 3 Costa Rica
Edinson Cavani '24 (p) - Joel Campbell '54, Oscar Duarte '57, Marco Ureña '84

Hasil dari pertandingan ini mungkin cukup mengejutkan bagi banyak orang. Uruguay adalah tim yang cukup diunggulkan, sebagai juara 3 di Piala Dunia 2010 yang lalu. Peringkat FIFA juga jauh di atas Costa Rica, dan pemain-pemainnya juga lebih terkenal. Tapi itu semua memang tidak bisa menjamin hasil pertandingan.
Di babak pertama kedua tim bermain imbang, nyaris tanpa gol. Nyaris. Satu-satunya gol bagi Uruguay terjadi hanya karena penalty di menit ke-24 yang sukses dieksekusi Edinson Cavani.
Jaman di babak ke-2 permainan berubah. Costa Rica jadi sangat menguasai pertandingan. Dimulai dari gol Joel Campbell di menit ke-54, yang disusul gol ke dua dari Óscar Duarte hanya berselang waktu 3 menit dari gol pertama, Costa Rica terus membombardir barisan pertahanan Uruguay yang mulai panik. Terbukti dengan banyaknya kartu yang diterima penain-pemain Uruguay di babak ini. Bahkan, menjelang akhir pertandingan, Pereira mendapat kartu merah, enam menit setelah Marco Ureña memastikan kemenangan Costa Rica 3 - 1 atas Uruguay.


Italy 2 - 1 England
Marchisio '35, Balotelli '50 - Sturridge '37

Pertandingan ke dua di grup neraka ini adalah pertandingan yang sangat ditunggu-tunggu pecinta sepakbola dunia, yaitu Italia berhadapan dengan Inggris.
Kedua tim bermain cukup imbang, dengan permainan yang sama-sama cantik dan bersih. Selama 2/3 babak bermain saling menyerang namun imbang tanpa gol, pada menit ke-35 terjadi gol yang apik sekali dari kaki Marchisio. Pirlo berlari mengalihkan perhatian, sementara Marchisio mencetak gol dengan tendangan mendatar dari jarak...meter, menembus barisan pertahanan Inggris.
Goal itu membuat Italia unggul 1-0. Namun, belum lagi para tifosi selesai merayakan, Inggris langsung menyusul di menit ke-37 melalui gol Strridge yang tidak kalah ciamik.
Babak pertama berakhir imbang 1-1.
Di babak ke-2, Balotelli mencetak gol melalui sundulan di menit ke-50. Itulah gol terakhir yang terjadi di pertandingan ini. Di babak ke-2 ini, para pemain, terutama pemain-pemain Inggris, tampak sudah sangat kelelahan. Mungkin kritik Roy Hodgson atas cuaca panas yang ekstrim ada benarnya.
Pertandingan berakhir dengan kemenangan Italia 2 - 1. Forza Italia!


Pencetak gol terbanyak sementara:

2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teofilo Gutierrez, James Rodriguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Oscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)

24 gol dicetak 21 pemain dari 11 tim/negara.

Selasa, 10 Juni 2014

Profile Tim-tim Piala Dunia 2014: part 2

Aaarrhh kesel banget!! Tulisan ini harusnya dipost kemaren! Tapi malah hari ini aja belon selesai! Segini dulu ya. Padahal mau bahas grup D seheboh mungkin! Damn!

June 11, 2014

Kemaren sih maksudnya mau bahas grup A sampe D di part 1, terus lanjut grup E sampe H di part 2. Eeehh…, baru bahas grup A aja udah kepanjangan gara-gara terlalu heboh ngomongin Brazil.

Jadi, ulasan mengenai grup B sampe D gue bahas di part 2 ini deh. Nanti grup E sama H baru di part 3-nya.

Grup B:
Spain
Netherlands
Chile
Australia

Tim terkuat di grup ini tentu saja Spanyol. Setelah memenangkan dua ajang terbesar sepakbola selama tiga tahun berturut-turut, yaitu Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012, saat ini Spanyol menjadi tim nomor satu dalam peringkat FIFA.
Diasuh oleh mantan pelatih Real Madrid, Vincente Del Bosque, sejak tahun 2008 tim matador tidak henti-hentinya merain prestasi. Entah karena tangan dingin Vincente Del Bosque atau memang karena tim Spanyol yang bertaburan dengan bintang-bintang sepakbola dunia. Tapi kalau dilihat sejarahnya, sepertinya memang prestasi-prestasi Spanyol tidak lepas dari peran penting Del Bosque. Karena sebelum tahun 2008 pun, Spanyol sudah punya pemain-pemain kelas dunia seperti Raul Gonzales, Fernando Hierro, Fernando Morientes, Ivan Helguera, dan jangan lupa Iker Casillas, Carles Puyol, Xavi, dan Xabi Alonso yang hingga kini pun masih memperkuat timnas Spanyol. Sejak dulu Spanyol sudah memiliki pemain-pemain hebat. Namun seringkali mengalami hasil yang mengecewakan baik di Piala Dunia dan Piala Eropa. Jadi, yuk kita standing applause dulu buat Vincente Del Bosque!
Tapi bagaimanapun penting juga untuk melihat bintang-bintang Spanyol di setiap lininya, bahan-bahan yang akan diracik chef Del Bosque. Di lini depan ada si mungil ganteng David Villa dan Diego Costa dari Atletico Madrid, Fernando Torres (Chelsea), dan Pedro (Barcelona). Yang paling mentereng adalah lini tengah yang berisi bintang-bintang klub besar Eropa, mayoritas Barcelona dan Real Madrid, yaitu Iniesta, Xavi, Fabregas, Busquets, Xabi Alonso, David Silva, Juan Mata, Hidung, Mulut…eh maaf. Dan ada Koke yang gue baru perhatiin akhir-akhir ini karena ngikutin perjuangan Atletico Madrid musim ini.
Di barisan pertahanan, Spanyol mengandalkan bek-bek kelas dunia seperti Gerard Pique, Juanfran, Jordi Alba, dan Sergio Ramos. Mantep kan!
Terakhir, tentu saja Iker Casillas yang selama ini telah berperan sangat penting menyelamatkan gawang Spanyol di berbagai pertandingan krusial.
Prediksi gue, bisa aja Spanyol juara lagi tahun ini. Terlalu premature sih untuk meramalkan ini, tapi gue ngebayangin kalo Spanyol jadi the next Brazil. Sebelum Piala Dunia 1958, Brazil tuh apa sih? Kalah melulu, di kandang sendiri aja gagal juara. Tapi tahun 1958, tiba-tiba aja Brazil malah jadi tim pertama yang juara dunia di luar benuanya sendiri. Persis seperti Spanyol yang juara pertama kalinya di benua Afrika. Yah, tapi belom tau sih gimana performa mereka nantinya.

Iker Casillas dkk angkat trophy, empat tahun lalu gue ikut girang bersama mereka

Tim kuat lainnya adalah Belanda. Tim langganan runners-up Piala Dunia ini masih saja menjadi salah satu tim favorit pecinta sepakbola tanah air. Posisinya saat ini berada di urutan ke-15 peringkat FIFA.
Tim oranje dilatih oleh Louis Van Gaal, mukanya mirip-mirip sama Volker Finke (pelatih Cameroon) gitu, kirain sama. Sebelumnya Van Gaal sempat melatih timnas Belanda tahun 2000-2002, dan Barcelona di musim kompetisi 2002-2003.
Tahun ini sepertinya Belanda masih mengandalkan pemain-pemain lama seperti Robin Van Persie (Manchester United), Wesley Sneijder (Galatasaray), Arjen Robben (Bayern Munchen), Dirk Kuyt (Fenerbahce), dan Nigel de Jong (AC Milan).
Bisa dibilang, dari generasi ke generasi, Belanda adalah salah satu tim andalan yang selalu dijagokan untuk menjuarai Piala Dunia. Tapi entah kenapa, Belanda selalu aja gagal jadi juara. Kalau kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, bisa dibilang Belanda adalah tim yang suka menunda-nunda. Hihihi…

Van Persie van oranje

Walaupun nggak seserem grup D, tapi bisa gue bilang kalo grup B ini cukup neraka. Kenapa?
Spanyol sama Belanda jelas lah tim yang hebat. Sementara, Chile dan Australia, walaupun bukan tim andalan, tapi juga merupakan tim yang cukup kuat lho.

Chile pernah menempati posisi juara tiga saat menjadi tuan rumah di Piala Dunia 1962 yang dijuarai oleh Brazil (colongan banget ngebahas Brazil lagi). Walaupun setelah itu belum ada lagi prestasi yang cukup berarti di ajang Piala Dunia, tapi kehadiran Chile cukup meramaikan ajang empat tahunan itu. Saat ini Chile berada di urutan ke-14 peringkat FIFA. Pelatih Chile Jorge Sampaoli adalah pelatih asal Argentina. Bintang andalan mereka adalah penyerang Alexis Sanchez yang saat ini bermain di klub Barcelona. Bersama klub raksasa Spanyol tersebut, Alexis sudah memenangkan berbagai gelar bergengsi sepanjang musim kompetisi 2011 – 2013. Kan sekarang masi main di Barcelona, kok nggak sampe 2014? Emang Barcelona nggak dapet gelar apa-apa tahun ini! *nangis*

Alexis Sanchez

Dibandingkan ketiga tim lainnya di grup ini, Australia adalah tim yang paling tidak diandalkan. Urutan ke-62 dalam peringkat FIFA, prestasi tertinggi yang pernah diraihnya dalam Piala Dunia adalah masuk 16 besar di Piala Dunia 2006. Di Piala Dunia sebelumnya Australia dibantai Jerman 4 gol tanpa balas di pertandingan pertama mereka di babak penyisihan grup. Udah deh, Ausie, main rugby aja, nggak usah sok-sok main bola.
Tahun ini tim asuhan Ange Postecoglou ini masih saja mengandalkan Tim Cahill sebagai ujung tombak mereka. Penyerang yang sudah cukup berumur ini bermain di klub New York Red Bulls.

Tim Cahill

Prediksi gue, Spanyol antara menang atau seri lawan Belanda, menang lawan Chile dan Australia, tapi mungkin nggak telak, paling mentok 3 – 0 lah. Gawang Spanyol bakal sedikit nih kebobolannya.
Terus Belanda runners-up, mungkin seri atau menang tipis sama Chile, terus menang lawan Australia. Chile sama Australia peluangnya agak berat sih. Berat banget malah. Kalo penampilan Belanda mengecewakan, mungkin Chile bisa lolos nemenin Spanyol. Harapan gue sih yang lolos Chile sama Spanyol. Maaf ya, kalian para pecinta Belanda.


Grup C:
Colombia
Greece
Ivory Coast
Japan

Hmm… jujur gue agak males ngebahas grup ini. Hehe…
Nggak deng…. Maksudnya, grup ini menarik juga sebenernya. Cuma, untuk bisa ngebahas grup ini, minimal untuk tahu pemain andalan dan profile timnya aja mesti googling sana-sini…hehehe. Di grup ini ngga ada tim yang prestasinya lebih dari masuk babak 16 besar di Piala Dunia. Colombia dan Jepang paling mentok babak 16 besar. Ivory Coast dan Greece sama-sama pernah ikut Piala Dunia tiga kali, tiga-tiganya nggak lolos penyisihan grup. Tapi ya masih lumayan lah ya udah tiga kali berhasil masuk Piala Dunia. Kita aja belom pernah sekalipun.
Walaupun bukan tim-tim andalan Piala Dunia, tapi ternyata peringkat FIFA mereka lumayan loh. Columbia peringkat 8, Greece 12, Ivory Coast 23, Japan 46. Yah Jepang aja yang agak di bawah, tapi lumayan lah buat tim Asia, di bawah Iran dikit, di atas Korea Selatan dikit.

Colombia

Fredi Guarin

Greece, Kostas Mitroglou, pernah, secara mengejutkan dan tak terduga, keluar sebagai juara di Piala Eropa 2004. Masih inget banget itu tahun yang aneh banget buat gue. Udah juara champion Porto, final Piala Eropa Portugal – Yunani, Yunani pula yang menang.

Kostas Mitroglou, serem yah, gue sih disenyumin juga kabur

Ivory Coast

Yaya Toure

Japan, Keisuke Honda

Prediksi gue sih persaingan di grup ini bakal ketat banget. Tapi tebakan gue yang lolos Colombia sama Greece. Kalo harapan gue nggak ada. Nggak ada yang gue suka banget sih di grup ini. Kalaupun gue suka Jepang sama Yunani itu cuman buat traveling aja. Gue lagi pingin banget traveling ke Jepang sama Yunani. Hahaha nggak nyambung yah. Bodo ah.


Grup D:
Uruguay
Italy
England
Costa Rica

Naaahh! Ini niih grup neraka bangeeettt!!
Liat aja! Udah ada Uruguay, Italy, Inggris. Kebayang nggak sih kalo baru penyisihan grup aja, salah satu dari tiga tim itu udah harus tersingkir? Nggak rela banget kan! Ya gue rela sih kalo Inggris yang tersingkir. Hehehe…

Uruguay itu saat ini berada di urutan ke-7 peringkat FIFA.

Luis Suarez, si ganteng andalan Uruguay

Italy berada di urutan ke-9 peringkat FIFA. Mario Balotelli

Balotelli dan gaya khasnya: buka baju dikit

Inggris bersaing ketat dengan Italy, tapi masih kalah karena Inggris di peringkat ke-10. Wayne Rooney


Costa Rica doang yang minder sendiri karena prestasi tertingginya di Piala Dunia cuma sampai babak 16 besar di Piala Dunia 1990. Abis itu udah sih jadi penggembira. Masuk Piala Dunia juga udah sukur. Di Piala Dunia 2002 mereka disikat Brazil 4 – 2 di penyisihan grup. Tuh kan, Brazil lagi…
Alvaro Saborio

Yang seru adalah selain karena grup neraka, Inggris satu grup sama Italy!
Kenapa seru? Karena kebanyakan penggemar gli azzuri nggak suka sama the three lions, dan begitu juga sebaliknya. Jadi mereka sering cela-celaan. Yah, itulah yang dialami gue dan teman-teman terdekat. Apapun jagoan lo selain Italy, kecil kemungkinannya lo juga suka Inggris.  Gue termasuk penggemar Italy dong! Italy tuh jagoan ke dua gue setelah Brazil. Hihihi dari dulu gue nggak pernah jadi supporter timnas Inggris. Teman-teman, sodara-sodara, orang-orang terdekat gue itu ada yang sesama pendukung Italy, ada juga yang pendukung Inggris. Jadi kalo pas nonton bareng…rame banget!
Kalo harapan gue sih ya Uruguay sama Italy lah yang lolos dari grup ini. Mau juara atau runners-up, itu tergantung posisi Brazil di bagan turnamen. Gue kan pingin Italy ketemu Brazil di final.

Tapi, kalo prediksi gue sih lain lagi. Prediksi gue, Uruguay bisa lolos dengan mudah. Dia pasti menang lawan Costa Rica, terus menang tipis atau seri sama Italy dan Inggris. Nah, Inggris sama Italy ini kebetulan nasibnya juga suka sama, kepleset atau hampir kepleset pas penyisihan grup, pokoknya yang terakhirnya lolos-nggak lolos cuman karena beda selisih gol gitu.