Tampilkan postingan dengan label hasil pertandingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hasil pertandingan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Juli 2014

A Totally Different Game: Another Penalties for Holland

Argentina 0 (4)                  –             0 (2) Netherlands

Seolah ada permainan adu penalty berantai dalam Piala Dunia 2014 ini.

Semuanya diawali dari adu penalty yang terjadi di babak 16 besar, antara Yunani berhadapan dengan Costa Rica. Setelah bermain imbang 1 – 1 dalam 120 menit, pertandingan diakhiri dengan adu penalty. Saat itu, Costa Rica lah yang menjadi pemenangnya.

Namun, setelah pertandingan itu, Costa Rica harus kembali menghadapi adu penalty setelah bermain imbang tanpa gol saat menghadapi Belanda di babak perempat final. Kali itu, giliran Costa Rica yang kalah adu penalty dari Belanda.

Dan ternyata eh ternyata… Belanda pun membawa adu penalty berantai itu kepada akhir pertandingan mereka di semifinal melawan Argentina.

Sangat berkebalikan dengan pertandingan semifinal sebelumnya antara Brazil melawan Jerman, pertandingan antara Argentina dengan Belanda berlangsung dengan hambar tanpa satu gol pun. Entah karena cari aman, atau memang sudah lelah dengan pertandingan-pertandingan berat sebelumnya, Belanda dan Argentina tidak menunjukkan ketajaman masing-masing saat berhadapan di semifinal malam itu.

Belanda, tim yang membantai tim matador Spanyol, dan lolos sebagai juara grup B dengan nilai sempurna, 9, karena memenangkan tiga dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup, yang sampai babak perempat final masih tercatat sebagai tim pencetak gol terbanyak dengan perolehan 12 gol, sudah gagal menambah perolehan gol mereka dalam dua pertandingan berturut-turut.

Sementara Argentina pun memiliki rekor yang tidak kalah canggih. Walaupun hanya mencatatkan kemenangan-kemenangan tipis, namun langkah Argentina menuju ke semifinal benar-benar mantap. Sama seperti Belanda, Argentina memenangkan semua pertandingan mereka di babak penyisihan grup dan meraih poin penuh 9. Kemudian Argentina melalui babak 16 besar dan perempat final dengan kemenangan mutlak, tanpa adu penalty. Lionel Messi, pemain termahal dunia pada saat ini, tidak pernah bisa dibendung barisan pertahanan sekokoh apapun.

Namun, nyatanya, kedua tim kuat itu belum mampu saling menerobos pertahanan.

Sekali lagi, mungkin karena sama-sama main aman. Mungkin juga karena sama-sama lelah. Tapi ada satu kemungkinan lagi. Kemungkinan yang lucu dan tidak masuk akal, yaitu... Belanda harus menyerahkan tongkat estafet adu penalty berantai kepada Argentina.

Belanda mendapat kesempatan untuk menendang lebih dulu. Dan, baru tendangan pertama saja, penendang Belanda, Ron Vlaar, sudah gagal mencetak angka. Sementara Lionel Messi, yang menjadi penendang pertama dari kubu Argentina, sukses melesakkan bola ke gawang.... Jasper Chillessen! Oops....kayaknya...ada yang lupa ganti kiper niiiihh... *lirik Van Gaalau

Kedudukan 1 - 0 untuk keunggulan sementara Argentina.

Penendang ke dua Belanda, Arjen Robben, dan penendang ke dua Argentina, Ezequiel Garay, sama-sama berhasil mencetak gol. Kedudukan sementara 2 - 1 untuk keunggulan Argentina.

Penendang ke tiga dari Belanda adalah Wesley Sneijder. Apakah seorang Wesley Sneijder bisa mencetak gol ke gawang Sergio Romero?? Tidak, saudara-saudara!! Sneijder gagal! Sementara Sergio Aguero berhasil mencetak gol!

Sudah dua orang penendang Belanda yang gagal mencetak angka, sementara penendang Argentina belum ada satupun yang meleset. Kedudukan sementara 3 - 1 untuk keunggulan Argentina, dan tinggal dua kali lagi kesempatan menendang.

Penendang ke empat Belanda, Dirk Kuyt, memang berhasil mencetak gol. Namun, dengan berhasilnya Rodriguez mencetak angka ke empat bagi Argentina, selesai lah sudah adu penalty itu!

Dan, seperti aturan main sebelumnya, tim pembawa tongkat estafet lah yang kalah adu penalty.


Argentina melenggang ke final untuk berhadapan dengan Jerman. Final yang sangatlah klasik.

Pencetak gol terbanyak sementara:
6
James Rodríguez (Colombia)

5
Thomas Muller (Germany)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)
André Schürrle (Germany)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)
Matt Hummels, Miroslav Klose, T. Kroos (Germany)
David Luiz, Oscar (Brazil)

1
Fred, Fernandinho, Thiago Silva (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Mario Gotze, Mesut Özil, Sami Khedira (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones, Julian Green (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen, Kevin De Brunye, Romelu Lukaku (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
Marcos Rojo, Angel Di Maria, Gonzalo Higuain (Argentina)
Reza (Iran)

159 gol dicetak 112 pemain dari 32 tim/negara.
Total goals (including own goals): 166 goals
135 goals group stage
18 goals top 16
5 goals quarter final

8 goals semi final

It's A Damn Blood Bath!

Brazil 1                 –             7 Germany
Oscar ’90                            T. Muller ‘11
                                             M. Klose ‘23
                                             T. Kroos ’24, ‘26
                                             S. Khedira ‘29
                                             A. Schurrle ’69, ‘79


Secara sangat mengejutkan, hujan gol terjadi di pertandingan semifinal antara tim tuan rumah Brazil dengan Jerman. Brazil harus turun tanpa dua pemain pilarnya. Neymar menderita cidera tulang punggung saat Brazil berhadapan dengan Colombia di babak perempat final. Sementara Thiago Silva harus absen karena akumulasi kartu kuning yang diterimanya dalam dua pertandingan yang berurutan, yakni pertandingan melawan Chile di 16 besar dan Colombia di perempat final.

Walau tanpa dua pemain pilarnya, banyak yang memperkirakan Brazil tidak akan mudah untuk dikalahkan begitu saja. Bahkan Joachim Loeuw juga tidak menganggap enteng tim yang akan dihadapi anak-anak asuhnya.

Namun tampaknya kehilangan dua pemain pilar memang mempengaruhi penampilan Brazil malam itu. Bukan karena kehilangan skill dan kualitas, tapi karena penurunan moril para pemain tim samba. Saat menghadapi Jerman di semifinal, Brazil seolah bermain tanpa perlawanan.

Gol Thomas Muller di menit ke-11 menjadi awal petaka bagi Brazil. Setelah gol itu, o Seleção tampak langsung panik. Bermaksud membalas gol pertama, Brazil malah kebobolan gol ke dua di menit ke-23 dengan gol Miroslav Klose.

Gol itu tidak saja merebut harapan Brazil untuk masuk ke final, tapi juga merebut gelar top scorer sepanjang masa Piala Dunia dari pemain Brazil, Ronaldo Luiz Nazario da Lima, yang juga hadir di stadion pada malam itu. Gol Miroslav Klose pada pertandingan ini adalah golnya yang ke-16, yang membuatnya merebut gelar top scorer yang selama ini dipegang Ronaldo dengan 15 gol.

Lebih parahnya lagi, belum selesai para suporter Jerman merayakan gol ke dua, tidak sampai satu menit, gol sudah kembali terjadi, kali ini melalui tendangan Toni Kroos. Pemain muda Jerman ini kemudian kembali mencetak gol tidak sampai dua menit kemudian. Hujan gol ke gawang Brazil di babak pertama diakhiri dengan gol Sami Khedira di menit ke-29.

Luar biasa! Dalam waktu kurang dari 10 menit, gawang Brazil dibombardir dengan empat buah gol.

Suporter Brazil menangis. Ketinggalan dua atau tiga gol mungkin masih bisa disusul. Namun setelah gol ke lima, Brazil seolah sudah benar-benar kehilangan harapan. Apalagi tidak adanya mental juara dari para pemain Brazil.

Di babak ke dua, Jerman semakin memperbesar keunggulan mereka melalui dua gol Andre Schurrle pada menit ke-69 dan 79. Gol itu langsung membawa Jerman sebagai tim pencetak gol terbanyak, sekaligus melempar Brazil ke posisi sebagai tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di Piala Dunia 2014.

Jerman baru mengizinkan Brazil memperkecil ketinggalan di menit ke-90 melalui gol Oscar. Jerman pun melenggang gagah ke final dengan kemenangan 7 - 1 atas tuan rumah Brazil.

Rapopo..., masih ada perebutan juara ke-3. Setidaknya prestasi tahun ini masih lebih baik bagi Brazil yang mampu mencapai semifinal. Di dua Piala Dunia sebelumnya, Brazil hanya mampu mencapai babak perempat final.

Sabtu, 05 Juli 2014

Quarter Final, 4th Match: Netherlands vs Costa Rica

Netherlands 0 (4)              –             0 (3) Costa Rica

Setelah tiga pertandingan perempat final lainnya yang terkesan hambar dan tanpa drama, akhirnya drama yang ditunggu-tunggu terjadi pada pertandingan terakhir di babak perempat final, yaitu Belanda melawan Costa Rica.

Setelah Italy dan Inggris, kini giliran Belanda yang harus menghadapi kokohnya dinding pertahanan Costa Rica, yang dijaga ketat oleh Cristian Gamboa, Johnny Acosta, Giancarlo Gonzales, Michael Umaña, dan salah satu penjaga gawang terbaik Piala Dunia 2014, Keylor Navas.

Selama 120 menit Arjen Robben dkk terus berusaha menggempur pertahanan Costa Rica. Namun segala usaha yang mereka kerahkan terus menemukan kebuntuan. Beberapa kali Costa Rica mematahkan serangan-serangan Belanda. Keylor Navas pun berkali-kali menyelamatkan gawang dari tendangan-tendangan maut Sneijder, Robben, Van Persie, dan para pemain Belanda lainnya yang selama ini sudah mencetak 12 gol bagi Belanda. Bahkan ketika Keylor Navas dkk lengah, mistar gawang pun ikut serta mementahkan tendangan Wesley Sneijder di menit-menit terakhir.

Setelah bermain imbang tanpa gol selama 2x45 menit, dilanjutkan dengan 2x15 menit babak perpanjangan waktu, akhirnya pertandingan antara Belanda melawan Costa Rica, menjadi pertandingan pertama dan satu-satunya di babak perempat final, yang harus berakhir dengan drama adu penalty.

Setelah berhasil menang adu penalty melawan Yunani di babak 16 besar, sekali lagi Costa Rica harus menghadapi adu penalty. Hanya beberapa menit sebelum babak ke dua perpanjangan waktu berakhir, Luis Van Gaal dengan cermat mengganti penjaga gawang Belanda, Jasper Chilesen, dengan Tim Krull, yang tampaknya spesialis adu penalty.

Dan dimulailah drama adu penalty itu.

Costa Rica mendapat kesempatan untuk mengambil tendangan pertama.
Penendang pertama bagi Costa Rica adalah Celso Borges, yang sukses mencetak gol ke gawang Tim Krull. Kedudukan 1 - 0 bagi Costa Rica.
Namun Robin Van Persie yang menjadi penendang pertama bagi Belanda pun sukses memasukkan bola ke dalam gawang. Kedudukan sementara menjadi 1 - 1.
Situasi menjadi menegangkan bagi Costa Rica saat Tim Krull berhasil menepis tendangan kapten Bryan Ruiz pada tendangan ke dua, sementara Arjen Robben sukses menceploskan bola ke gawang Keylor Navas. Kedudukan 2 - 1 untuk keunggulan Belanda.
Tendangan ke tiga berhasil dieksekusi dengan baik oleh Giancarlo Gonzales, lalu oleh Wesley Sneijder. Kedudukan 3 - 2 untuk keunggulan Belanda.
Lalu tendangan ke empat juga berhasil dieksekusi Cristian Bolaños untuk Costa Rica dan Dirk Kuyt untuk Belanda. Kedudukan sudah 4 - 3 untuk keunggulan Belanda. Sementara kesempatan menendang tinggal satu kali lagi.
Maka, begitu Michael Umaña gagal memasukkan bola pada kesempatan menendang terakhir bagi Costa Rica, selesailah sudah pertandingan ini!

Para pemain cadangan dan tim official dari Belanda menyerbu ke tengah lapangan, sementara puluhan ribu fans Belanda yang menonton di stadion juga merayakan lolosnya Belanda ke semifinal.


Costa Rica sudah menampilkan permainan terbaik mereka, menunjukkan kekuatan pertahanan yang luar biasa selama lima pertandingan yang telah mereka lalui. Mereka kalah terhormat melalui adu penalty, oleh salah satu tim terkuat di Piala Dunia 2014 ini.

Dengan tersingkiranya Costa Rica dari Piala Dunia, Costa Rica memastikan diri sebagai tim dengan jumlah kebobolan terkecil sepanjang Piala Dunia 2014, yaitu hanya kebobolan 2 gol. Barisan pertahanan Costa Rica telah berhasil mempertahankan gawang mereka dari serangan-serangan tim-tim besar seperti Italia, Inggris, dan Belanda. Hanya Yunani dan Uruguay yang mampu menjebol gawang Keylor Navas selama Piala Dunia 2014, dengan masing-masing hanya satu gol.

Sementara Belanda, meski tidak menambah perolehan golnya di babak perempat final ini, tetap menjadi tim pencetak gol terbanyak sementara dengan 12 gol. Hanya saja, rekor mereka harus disejajari oleh Colombia yang mencetak satu gol ke gawang Brazil di pertandingan terakhir mereka.

Tim pencetak gol terbanyak sampai Babak Perempat Final:
1. Netherlands, Colombia (12 goals)
2. Brazil, Germany, France (10 goals)
3. Argentina (8 goals)
4. Switzerland, Algeria (7 goals)
5. Croatia, Belgium, Chile (6 goals)
6. Costa Rica, Mexico, USA (5 goals)
7. Uruguay, Portugal, Spain, Ivory Coast, Ghana, Bosnia-Herzegovina (4 goals)
8. Nigeria, Ecuador, Australia, South Korea, Greece (3 goals)
9. Italy, Russia, England (2 goals)
10. Cameroon, Japan, Honduras, Iran (1 goal)

Tim paling banyak kebobolan sampai Babak Perempat Final:
1. Australia, Cameroon (9)
2. Honduras (8)
3. Spain, Portugal, Switzerland, Algeria (7)
4. Japan, South Korea, Ghana, Croatia, Uruguay, USA (6)
5. Greece, Nigeria (5)
6. Iran, England, Bosnia-Herzegovina, Ivory Coast, Netherlands, Chile, Brazil, Colombia (4)
7. Russia, Italy, Ecuador, Argentina, Germany, Mexico, Belgium, France (3)
8. Costa Rica (2)

Tim dengan aggregate terbesar sampai Babak Perempat Final:
1. Colombia, Netherlands (8)
2. France, Germany (7)
3. Brazil (6)
4. Argentina (5)
5. Costa Rica, Belgium (3)
6. Chile, Mexico (2)
7. Switzerland, Algeria, Ecuador, Croatia, Ivory Coast, Bosnia-Herzegovina (0)
8. USA, Italy, Russia (-1)
9. Uruguay, Greece, Nigeria, Ghana, England (-2)
10. Portugal, Spain, South Korea, Iran (-3)
11. Japan (-5)
12. Australia (-6)
13. Honduras (-7)
14. Cameroon (-8)

Tim dengan rata-rata gol terbanyak per pertandingan sampai Babak Perempat Final:
1. Netherlands, Colombia (2.4 goals/match)
2. Brazil, Germany, France, Croatia (2 goals/match)
3. Switzerland, Algeria (1.75 goals/match)
4. Argentina (1.6 goals/match)
5. Chile (1.5 goals/match)
6. Portugal, Spain, Ivory Coast, Ghana, Bosnia-Herzegovina (1.33 goals/match)
7. Mexico, USA (1.25 goals/match)
8. Belgium (1.2 goals/match)
9. Uruguay, Ecuador, Australia, South Korea, Costa Rica (1 goal/match)
10. Nigeria, Greece (0.75 goals/match)
11. Italy, Russia, England (0.67 goals/match)
12. Cameroon, Japan, Honduras, Iran (0.33 goals/match)

Tim dengan rata-rata kebobolan terbanyak per pertandingan sampai Babak Perempat Final:
1. Cameroon, Australia (3/match)
2. Honduras (2.67/match)
3. Spain, Portugal (2.33/match)
4. Japan, South Korea, Ghana, Croatia (2/match)
5. Algeria, Switzerland (1.75/match)
6. USA, Uruguay (1.5/match)
7. Iran, England, Bosnia-Herzegovina, Ivory Coast (1.3/match)
8. Nigeria, Greece (1.25/match)
9. Russia, Italy, Ecuador, Chile (1/match)
10. Brazil, Netherlands, Colombia (0.8/match)
11. Mexico (0.75/match)
12. France, Belgium, Germany, Argentina (0.6/match)
13. Costa Rica (0.4/match)

Pencetak gol terbanyak sementara:
6
James Rodríguez (Colombia)

4
Thomas Muller (Germany)
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)
Matt Hummels (Germany)
David Luiz (Brazil)

1
Fred, Fernandinho, Thiago Silva, Oscar (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Mario Gotze, Mesut Özil, Miroslav Klose, André Schürrle (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones, Julian Green (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen, Kevin De Brunye, Romelu Lukaku (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
Marcos Rojo, Angel Di Maria, Gonzalo Higuain (Argentina)
Reza (Iran)

151 gol dicetak 110 pemain dari 32 tim/negara.

Quarter Final, 3rd Match: Argentina vs Belgium

Argentina 1 - 0 Belgium
Gonzalo Higuain '8

Pada awal babak pertama Argentina langsung menggebrak lewat gol Gonzalo Higuain di menit ke-8. Setelah itu Argentina masih melancarkan serangan demi serangan ke pertahanan Belgia. Namun semakin mendekati waktu istirahat, pertandingan semakin lamban dan membosankan.

Di babak ke-2, Argentina kembali menggebrak melalui serangan-serangan yang berbahaya. Tapi tidak tercipta satu gol pun baik dari Argentina maupun Belgia, dan akhirnya pertandingan berakhir dengan kemenangan Argentina 1 - 0.

Pertandingan ini memperpanjang daftar kemenangan Argentina sepanjang Piala Dunia 2014 ini. Sejauh ini, Argentina menjadi satu-satunya tim yang belum pernah meraih hasil seri, kalah, ataupun harus melalui adu penalty. Argentina menjadi tim ke tiga yang sudah memastikan satu tempat di semifinal.

Jumat, 04 Juli 2014

Quarter Final, 1st Match: Germany vs France

Germany 1          –             0 France

Mats Hummels ‘13

Banyak yang menyayangkan pertemuan Jerman dan Prancis di perempat final yang dianggap terlalu dini. Tapi bagaimana lagi? Di pertandingan lainnya ada Argentina, Brazil, dan Belanda yang juga sama-sama tim besar dunia. Dua dari tim raksasa yang masuk ke perempat final, mau tidak mau, harus bertemu.

Namun, tidak seperti yang diperkirakan, pertandingan ini berjalan tanpa greget. Garing. Basi.
Setelah gol Mats Hummels di menit ke-13, tidak ada lagi gol atau kejadian-kejadian istimewa apapun.

Tempo permainan lamban. Baik Jerman maupun Prancis tidak menunjukkan penampilan seperti yang diharapkan orang-orang. Yah, minimal gue, bokap, adek, dan sepupu yang kebetulan nonton bareng. Kami sependapat bahwa pertandingan ini ternyata mbosenin banget. Padahal, Jerman bermain sangat agresif dan impresif saat melawan Algeria, juga saat membantai Portugal dan menumbangkan USA. Sementara Prancis pun bermain tidak kalah ganasnya saat menghadapi Switzerland, Honduras, dan Nigeria. Ya wajar kan kalau kami berharap akan menyaksikan pertandingan yang luar biasa enak ditonton, dahsyat, dramatis, dan banjir serangan?

Yah, bagaimanapun, selamat bagi Jerman, yang berhasil lolos ke semifinal. Langkah Prancis harus terhenti sampai di sini. Pasti mengecewakan bagi fans Prancis. Apalagi, di sekitar gue ternyata banyak yang menjagokan Prancis sekaligus Jerman, dan kecewa sekali mereka harus bertemu secepat ini. Gue sih bersyukur Brazil dan Argentina baru bisa ketemu di final. Tapi kalau salah satunya sampai nggak masuk final, pasti gue kecewa banget. Go Brazil! Go Argentina!!

Selasa, 01 Juli 2014

Last Match on Top 16: Belgium vs USA

Belgium 2            –             1 USA
Kevin De Bruyne ’93         Julian Green ‘107
Romelu Lukaku ‘105

Pertandingan terakhir di babak 16 besar Piala Dunia 2014 menampilkan dua tim yang, bisa dibilang, sama-sama underdog. Walaupun begitu, sepak terjang Belgia sepanjang babak penyisihan grup, memang lebih meyakinkan daripada USA. Belgia memenangkan tiga dari tiga pertandingan di babak penyisihan grup. Sementara Amerika dikalahkan Jerman di pertandingan terakhir, dan hanya bermain imbang di laga ke dua mereka melawan Portugal. Yah, Portugal sama Jerman sih. Sementara lawannya Belgia 'hanya' Russia, South Korea, dan Algeria.

Bagaimanapun, pertandingan ini berlangsung sama alotnya dengan tujuh pertandingan lainnya yang sudah berlangsung di babak 16 besar. Dari total delapan pertandingan, pertandingan Belgia melawan USA ini menjadi pertandingan ke lima yang memasuki babak perpanjangan waktu. Babak perpanjangan waktu pun masih saja berlangsung sengit. Belgia mencetak gol di menit ke-93 melalui Kevin De Bruyne. Gol itu membuat pertandingan yang mulai basi, kembali memanas.

Di akhir perpanjangan waktu babak pertama, Romelu Lukaku memperbesar keunggulan Belgia menjadi 2 - 0. Namun, hanya dua menit setelah perpanjangan waktu babak ke dua dimulai, USA sudah berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1 - 2, melalui gol Julian Green. Gol di awal babak perpanjangan waktu ke dua itu membangkitkan optimisme para suporter Amerika. Namun akhirnya, juara grup kembali keluar sebagai pemenang.

De Bruyne, pencetak gol krusial bagi Belgia

Boong deng, yang bener ini... ya nggak jauh beda lah ya.

Lucunya, pertandingan Belgia melawan USA ini, yang notabene adalah juara grup H melawan runners-up grup G, mengingatkan pada pertandingan Jerman melawan Algeria, yang merupakan juara grup G melawan runners-up grup H. Kedua pertandingan yang mempertemukan jebolan grup G dan H sama-sama berakhir tanpa gol di babak pertama dan ke dua, dan di babak perpanjangan waktu, si pemenang mencetak satu gol di awal babak pertama, lalu satu gol lagi, yang langsung dibalas dengan satu gol oleh si kalah, yang hanya memperkecil ketinggalan mereka, namun akhirnya tetap kalah.

Yah, hanya saja, pertandingan Belgia melawan USA ini jauh lebih membosankan. Jaaaauh lebih membosankan. Bayangin, udah 2x45 menit, plus 2 babak perpanjangan waktu, membosankan pula.

Btw guys, ini Piala Dunia kok kaya diatur gini ya? Tim-tim favorit baru bisa ketemu paling cepet di semifinal. Terus probabilitasnya itu semifinal dua-duanya tim favorit Amerika Latin vs Eropa (Brazil vs Jerman/Prancis dan Argentina vs Be land a). Cuma Jerman aja sih yang ketemu Prancis di perempat final. Tapi ya abis mereka mau ketemu siapa lagi? Brazil? Argentina? Belanda? Tim favorit ada 5, pertandingannya cuma ada 4. Ya ketemulah 2 dari 5..

Anyway, setelah banyaak kejutan di babak penyisihan grup, ternyata nggak ada kejutan di babak 16 besar. Pemenangnya semuanya juara grup. Kecuali bahwa ternyata, tim-tim yang dianggap underdog, nggak bisa dikalahkan dengan mudah seperti perkiraan orang. Dari delapan pertandingan di babak 16 besar, cuma Colombia lho yang bisa mengalahkan lawannya dengan dua gol, tanpa balas, tanpa bunuh diri, tanpa curang, tanpa extra time, dan jelas lah tanpa penalty. Yang lainnya, dua pake penalty, satu pake curang, Riga pake extra-time, satunya lagi 2-0 juga tapi salah satunya own goal lawan, satu nggak pake sambel, satu nggak pake bihun...apa sih..

Tapi jangan lupa, masing-masing menghadapi lawan yang berbeda lho! Bukan berarti yang menangnya adu penalty nggak bisa menang lawan yang menangnya 2-0. Bukan berarti yang menangnya adu penalty nggak bisa ngalahin yang menang dalam 2x45 menit tapi pake curang.

Pencetak gol terbanyak sementara:
5
James Rodríguez (Colombia)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)

1
Oscar, Fred, Fernandinho, David Luiz (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose, André Schürrle, Mesut Özil (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones, Julian Green (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen, Kevin De Bruyne, Romelu Lukaku (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
Marcos Rojo, Angel Di Maria (Argentina)
Reza (Iran)


146 gol dicetak 108 pemain dari 32 tim/negara.

Top 16, 7th Match: Argentina vs Switzerland

Argentina 1         –             0 Switzerland
Angel di Maria ‘118

Lagi-lagi, pertarungan sengit terjadi di babak 16 besar, antara tim favorit melawan tim kuda hitam. Kali ini Argentina yang berhadapan dengan Switzerland. Switzerland, yang sangat tidak diunggulkan, harus berhadapan dengan sebuah tim dengan nama besar, yang di dalamnya terdapat bintang-bintang dunia, termasuk seorang pemain ajaib yang merupakan pemain terbaik dan termahal di dunia saat ini, Lionel Messi.

Gimana ya rasanya berhadapan dengan seorang Lionel Messi?

Switzerland menerapkan pola permainan bertahan yang sangat rapi dan ketat. Seperti tim-tim lain yang menghadapi Argentina sebelumnya, Switzerland menerapkan strategi yang sama: kawal ketat Messi!

Tampaknya strategi mereka cukup berhasil. Dengan keunggulan postur para pemainnya yang tinggi besar namun lincah-lincah, Switzerland berhasil menahan imbang Argentina dengan skor 0 - 0 sepanjang babak pertama dan babak ke dua. Pertandingan pun dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Dan di babak perpanjangan waktu pun, Argentina masih saja buntu.

Setelah pertandingan yang berlangsung alot selama dua kali 45 menit, plus dua babak extra time setelahnya, akhirnya Angel Di Maria memecah kebuntuan Argentina selama hampir 120 menit, menyambut umpan yang sangat cantik dari Lionel Messi, yang menurut saya pantas menjadi man of the match dalam pertandingan ini.

Switzerland sudah menunjukkan perlawanan yang begitu gigih. Mereka sudah nyaris sekali memaksa Argentina menyelesaikan pertandingan melalui adu penalty. Namun, Lionel Messi dkk memang tak terbendung. Apa boleh buat. Setelah perjuangan panjang mereka, mengalahkan Ecuador 2 - 1, sempat dibantai Prancis dengan skor telak 5 - 2, namun melibas Honduras 3 - 0 di akhir babak penyisihan grup, akhirnya perjalanan Switzerland di Piala Dunia 2014 harus terhenti di tangan Argentina.

Top 16, 6th Match: Germany vs Algeria

Germany 2          –             1 Algeria
André Schürrle ’92            Abdelmoumene Djabou ‘120+1

Mesut Özil ‘120

Dari semua pertandingan di babak 16 besar ini, dua pertandingan yang paling menarik dan enak ditonton adalah pertandingan Prancis melawan Nigeria dan Jerman melawan Algeria. Keduanya menampilkan dua negara Eropa yang tangguh melawan dua negara Afrika yang gigih dan pantang menyerah.

Saat menonton kedua pertandingan ini, mungkin beberapa dari penonton bisa merasakan, betapa berbedanya tempo permainan dan juga mental para pemain. Tidak seperti beberapa pertandingan sebelumnya yang penuh dengan pura-pura jatuh, para drama queen yang berakting kesakitan, dan usaha-usaha mencari simpati wasit, dua pertandingan yang terjadi malam ini justru menampilkan para pemain yang berusaha untuk tetap berdiri dan berlari walau sudah berjibaku dengan lawan.

Jerman sangat diunggulkan dalam pertandingan melawan salah satu tim kuda hitam Algeria di babak 16 besar. Dengan nama besar, kualitas pemain-pemainnya, dan sepak terjang yang sudah ditunjukkan selama babak penyisihan grup, mungkin sudah banyak yang meramalkan Jerman akan mengalahkan Algeria, yang bahkan bukan langganan Piala Dunia.

Pada akhirnya Jerman memang menang dan lolos ke babak perempat final. Namun siapa sangka, Algeria ternyata mampu mempertahankan gawang mereka dari serangan Jerman selama 2x45 menit?

Setelah bermain imbang tanpa gol selama babak pertama dan ke dua, pertandingan harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu. Namun, babak perpanjangan waktu baru saja berjalan dua menit, akhirnya pertahanan Algeria jebol juga. Adalah André Schürrle yang mencetak gol pertama bagi Jerman.

Ketinggalan 1 gol tidak mengendurkan semangat para pemain Algeria. Selama sisa dua babak perpanjangan waktu, mereka terus berusaha membalas gol Jerman, sambil masih berusaha mempertahankan gawang mereka sendiri. Namun, sayang sekali bagi Algeria, di akhir perpanjangan waktu babak ke dua, Jerman malah berhasil memperbesar keunggulan menjadi 2 - 0 melalui gol Mesut Özil.

Tidak sampai satu menit kemudian, Algeria memang langsung membalas gol itu melalui gol Abdelmoumene Djabou. Tapi gol itu hanya memperkecil ketinggalan mereka menjadi 1 - 2. Dan tak lama kemudian, waktu habis, dan pertandingan berakhir tanpa satu tim pun menambah gol lagi.

Bagaimanapun, kita pantas menaruh respek pada Nigeria dan Algeria yang telah menampilkan permainan terbaik mereka, dan juga Prancis dan Jerman, dua tim tangguh yang tidak perlu curang untuk mengalahkan lawan-lawan tangguh mereka. Salute!

Pencetak gol terbanyak sementara:
5
James Rodríguez (Colombia)

4
Neymar (Brazil)
Lionel Messi (Argentina)
Thomas Muller (Germany)

3
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)
Enner Valencia (Ecuador)
X. Shaqiri (Switzerland)

2
Tim Cahill (Australia)
Mario Mandzukic, Ivan Perisic (Croatia)
J. Martinez (Colombia)
Gervinho, Wilfried Bony (Ivory Coast)
Luis Suarez (Uruguay)
Andre Ayew, Asamoah Gyan (Ghana)
Clint Dempsey (USA)
Memphis Depay (Netherlands)
Islam Slimani (Algeria)
Alexis Sanchez (Chile)
Bryan Ruiz (Costa Rica)
Abdelmoumene Djabou (Algeria)

1
Oscar, Fred, Fernandinho, David Luiz (Brazil)
Peralta, R. Marquez, Guardado, Hernandez, Giovani Dos Santos (Mexico)
Xabi Alonso, David Villa, Fernando Torres, Juan Mata (Spain)
De Virjk, Fer, Wesley Sneijder, Huntelaar (Netherlands)
Valdivia, Beausoujour (Chile)
Teófilo Gutiérrez, Pablo Armero, Juan Quintero, Cuadrado (Colombia)
Edinson Cavani, Diego Godin (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge, Wayne Rooney (England)
Keisuke Honda, S. Osazaki (Japan)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic, Blerim Dzemaili, Granit Xhaka (Switzerland)
Ibisevic, E. Dzeko, M. Pjanic, Vrsajevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels, Mario Gotze, Miroslav Klose, André Schürrle, Mesut Özil (Germany)
John Brook jr, Jermaine Jones (USA)
Sofiane Feghouli, Rafik Halliche, Yacine Brahimi (Algeria)
Marouane Fellaini, Dries Mertens, Divock Origi, Vertonghen (Belgium)
Lee Keunho, Son Heung Min, Koo Jacheol (South Korea)
Alexander Kerzhakov, A. Kokorin (Russia)
Ivica Olic (Croatia)
Mile Jedinak (Australia)
Olivier Giroud, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Moussa Sissoko, Paul Pogba (France)
Carlo Costly (Honduras)
Peter Odemwingie, A. Musa (Nigeria)
Nani, Silvestre Varela, Cristiano Ronaldo (Portugal)
J. Matip (Cameroon)
A. Samaris, G. Samaras, Sokratis Papastathopoulos (Greece)
M. Rojo (Argentina)
Reza (Iran)


142 gol dicetak 104 pemain dari 32 tim/negara.

Rabu, 18 Juni 2014

Babak Penyisihan, Group G: Germany - Portugal, Ghana - USA

Germany 4                                        –                            0 Portugal
Thomas Muller ’12 (p), ‘45+1, ’78
Mats Hummels ‘32

Anjir! Jelek banget! Portugal dibantai abis-abisan, Pepe katro, dikartumerah. Tapi seru sih ada drama-drama gimana gitu. Aduh maaf ya jadi ngasal banget gini postingannya, udah mulai keteteran.

Ghana 1               –             2 USA
Andre Ayew ‘82                 Clint Dempsey ‘1, John Brooks, jr ‘86



Pencetak gol terbanyak sementara:
3
Thomas Muller (Germany)

2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)
Lionel Messi (Argentina)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)
Matt Hummels (Germany)
Clint Dempsey, John Brook jr (USA)
Andre Ayew (Ghana)

41 gol dicetak 35 pemain dari 21 tim/negara.

Babak Penyisihan, Group F: Argentina - Bosnia-H, Iran - Nigeria

Argentina 2         –             1 Bosnia Herzegovina
Kolasinac ‘3 (og)               Ibisevic ‘86
Messi ‘65

Baru tiga menit bermain, gol bagi Argentina sudah tercipta akibat bunuh diri yang dilakukan oleh Kolasinac, menyambut tendangan bebas yang dilakukan Lionel Messi.
Meskipun begitu, kegigihan Bosnia Herzegovina sepanjang pertandingan ini sungguh layak mendapat acungan jempol. Argentina, yang bisa dikatakan satu-satunya tim unggulan di Grup F, mendapatkan perlawanan yang sengit dari Bosnia Herzegovina. Walaupun tidak diunggulkan, namun Bosnia Herzegovina cukup bisa mengimbangi permainan Argentina.
Setelah terjadinya gol bunuh diri, pemain Bosnia Herzegovina tampak merapatkan pertahanannya. Bahkan, setiap kali Argentina melakukan serangan, Bosnia Herzegovina menempatkan hampir seluruh pemainnya di barisan belakang. Motor serangan Argentina, Lionel Messi, tampak frustrasi dikawal tiga orang pemain lawan yang selalu mematahkan serangan-serangan yang dilancarkan Argentina.
Bosnia Herzegovina berusaha memanfaatkan serangan-serangan balik, dan sempat terjadi beberapa peluang. Sayangnya, sampai berakhirnya babak pertama, Bosnia Herzegovina belum bisa membalas ketinggalan mereka.
Di babak ke-2, terciptalah gol yang sangat cantik di menit ke-65 oleh Lionel Messi. Dengan kerjasama yang baik sekali, Messi akhirnya bisa menembus pengawalan ketat yang dilakukan pemain Bosnia Herzegovina. Gol itu membuat kedudukan menjadi 2-0 bagi Argentina.
Namun Bosnia Herzegovina tidak menyerah begitu saja. Mereka terus membalas serangan-serangan Argentina, sampai pada akhirnya, gol Ibisevic di menit ke-86 berhasil memperkecil ketinggalan Bosnia Herzegovina.

Iran 0 – 0 Nigeria

Iran vs Nigeria hasilnya seri, nggak ada gol, gue nggak nonton pula. Jadi bingung mau nulis apa.


Pencetak gol terbanyak sementara:
2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)
Lionel Messi (Argentina)
Ibisevic (Bosnia-Herzegovina)


34 gol dicetak 30 pemain dari 18 tim/negara.

Minggu, 15 Juni 2014

Babak Penyisihan, Grup E: Switzerland - Ecuador, France - Honduras

Switzerland 2                     –             1 Ecuador
Admir Mehmedi ’48                        Enner Valencia ‘22
Haris Seferovic ‘90+3


France 3                              –                            0 Honduras
Karim Benzema ’45 (p), ‘72
Noel Valladares ’48 (og)

Walaupun Prancis tampil agresif dan menguasai pertandingan, hampir tidak ada gol yang tercipta di babak pertama. Setelah bermain imbang sampai babak pertama hampir selesai, di akhir babak Karim Benzema sukses mengeksekusi hadiah penalty yang membuat kedudukan menjadi 1 – 0 bagi Prancis. Di babak ke dua, tim asuhan mantan bintang Prancis 1998, Didier Deschamps, bermain lebih agresif lagi. Di menit ke-48, gol bagi Prancis kembali terjadi, kali ini diakibatkan gol bunuh diri yang dilakukan pemain Honduras Noel Valladares. Pada menit ke-72, akhirnya Prancis menambah perolehan gol mereka melalui gol Karim Benzema.


Pencetak gol terbanyak sementara:
2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)
Karim Benzema (France)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)
Enner Valencia (Ecuador)
Admir Mehmedi, Haris Seferovic (Switzerland)


32 gol dicetak 28 pemain dari 16 tim/negara.

Babak Penyisihan, Group C: Colombia - Greece, Ivory Coast - Japan

Colombia 3         –             0 Greece
Pablo Armero ‘5
Teófilo Gutiérrez ‘58
James Rodríguez ‘90+3

Di pertandingan pertama di babak penyisihan Grup C, Colombia sukses melibas Yunani 3 - 0.


Ivory Coast 2                     –             1 Japan
Wilfried Bony ’64              Keisuke Honda ‘16
Gervinho ‘66

Pada babak pertama, Jepang masih mampu mengimbangi permainan Ivory Coast. Bahkan baru 16 menit pertandingan berjalan, Jepang sudah unggul 1 - 0 melalui gol yang dicetak Keisuke Honda. Pertahanan Jepang tampak rapi dan disiplin sepanjang pertandingan. Namun, di babak ke-2, mungkin stamina para pemain Jepang tidak mampu menyaingi stamina pemain-pemain Ivory Coast, dan pertahanan mereka mulai kedodoran. Di menit ke-64 akhirnya Ivory Coast berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui gol Wilfried Bony. Hanya berselang dua menit, Ivory Coast malah membalikkan kedudukan menjadi 2-1 melalui gol Gervinho. Skor itu bertahan sampai akhir pertandingan.



Pencetak gol terbanyak sementara:
2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teófilo Gutiérrez, James Rodríguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Óscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)
Keisuke Honda (Japan)
Wilfried Bony, Gervinho (Ivory Coast)


27 gol dicetak 24 pemain dari 13 tim/negara.

Sabtu, 14 Juni 2014

Babak Penyisihan, Grup D: Uruguay - Costa Rica, Italy - England

Sebel sih, jadi nggak urut gini.. Harusnya kan abis C terus baru D. Tapi yg C belum selesai, masi nanti malem. Nyeseknya, saya kira tadi pagi jam 2 itu masi group C! Ternyata Uruguay - Costa Rica! Papi nggak bangunin siiihh... *nyalahin orang

Uruguay 1 - 3 Costa Rica
Edinson Cavani '24 (p) - Joel Campbell '54, Oscar Duarte '57, Marco Ureña '84

Hasil dari pertandingan ini mungkin cukup mengejutkan bagi banyak orang. Uruguay adalah tim yang cukup diunggulkan, sebagai juara 3 di Piala Dunia 2010 yang lalu. Peringkat FIFA juga jauh di atas Costa Rica, dan pemain-pemainnya juga lebih terkenal. Tapi itu semua memang tidak bisa menjamin hasil pertandingan.
Di babak pertama kedua tim bermain imbang, nyaris tanpa gol. Nyaris. Satu-satunya gol bagi Uruguay terjadi hanya karena penalty di menit ke-24 yang sukses dieksekusi Edinson Cavani.
Jaman di babak ke-2 permainan berubah. Costa Rica jadi sangat menguasai pertandingan. Dimulai dari gol Joel Campbell di menit ke-54, yang disusul gol ke dua dari Óscar Duarte hanya berselang waktu 3 menit dari gol pertama, Costa Rica terus membombardir barisan pertahanan Uruguay yang mulai panik. Terbukti dengan banyaknya kartu yang diterima penain-pemain Uruguay di babak ini. Bahkan, menjelang akhir pertandingan, Pereira mendapat kartu merah, enam menit setelah Marco Ureña memastikan kemenangan Costa Rica 3 - 1 atas Uruguay.


Italy 2 - 1 England
Marchisio '35, Balotelli '50 - Sturridge '37

Pertandingan ke dua di grup neraka ini adalah pertandingan yang sangat ditunggu-tunggu pecinta sepakbola dunia, yaitu Italia berhadapan dengan Inggris.
Kedua tim bermain cukup imbang, dengan permainan yang sama-sama cantik dan bersih. Selama 2/3 babak bermain saling menyerang namun imbang tanpa gol, pada menit ke-35 terjadi gol yang apik sekali dari kaki Marchisio. Pirlo berlari mengalihkan perhatian, sementara Marchisio mencetak gol dengan tendangan mendatar dari jarak...meter, menembus barisan pertahanan Inggris.
Goal itu membuat Italia unggul 1-0. Namun, belum lagi para tifosi selesai merayakan, Inggris langsung menyusul di menit ke-37 melalui gol Strridge yang tidak kalah ciamik.
Babak pertama berakhir imbang 1-1.
Di babak ke-2, Balotelli mencetak gol melalui sundulan di menit ke-50. Itulah gol terakhir yang terjadi di pertandingan ini. Di babak ke-2 ini, para pemain, terutama pemain-pemain Inggris, tampak sudah sangat kelelahan. Mungkin kritik Roy Hodgson atas cuaca panas yang ekstrim ada benarnya.
Pertandingan berakhir dengan kemenangan Italia 2 - 1. Forza Italia!


Pencetak gol terbanyak sementara:

2
Neymar (Brazil)
Van Persie, Robben (Netherlands)

1
Oscar (Brazil)
Peralta (Mexico)
Xabi Alonso (Spain)
De Virjk (Netherlands)
Alexis Sanchez, Valdivia, Beausoujour (Chile)
Tim Cahill (Australia)
Teofilo Gutierrez, James Rodriguez, Pablo Armero (Colombia)
Edinson Cavani (Uruguay)
Joel Campbell, Oscar Duarte, Marco Ureña (Costa Rica)
Marchisio, Balotelli (Italy)
Sturridge (England)

24 gol dicetak 21 pemain dari 11 tim/negara.

Jumat, 13 Juni 2014

Babak Penyisihan, Group B: Spain - Netherlands, Chile - Australia

sPAIN 1                –             5 Netherlands
Alonso ’27 (p)                    Van Persie ’44, ‘72
                                             Robben ’53, ‘80
                                             De Virjk ‘64

Yah gitu deh, pokoknya Spanyol dibombardir abis-abisan, pertahanannya diobrak-abrik sampe jebol, ngga usah banyak tanya! Tuh udah ada kan nama-nama dan menit-menitnya di atas! à langsung nggak professional gitu, emang susah deh kalo mau sok-sok jadi reporter bola tapi subyektif… x-p
Oke, oke… saya bahas juga deh terpaksa.
Babak pertama sebenarnya berjalan cukup imbang. Baik Belanda maupun Spanyol bermain dengan cukup ngotot. Setelah Alonso sukses mengeksekusi penalty di menit ke-27, menit ke-44 Van Persie berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1 – 1. Skor itu bertahan sampai turun minum.
Namun, di babak ke-2, Belanda benar-benar ngamuk. Entah apa yang terjadi di ruang ganti selama waktu istirahat 15 menit, tapi semangat anak-anak asuhan Luis Van Gaal jelas kebakaran di babak ke-2 ini. Diawali dengan gol Arjen Robben yang luaaar biasa cantik di menit ke-53, Belanda memulai pembantaiannya di babak ke-2. Gol cantik Robben disusul gol De Virjk di menit ke-64. Kemudian Van Persie mencetak gol ke duanya di menit ke-72. Pembantaian tersebut diakhiri dengan gol ke dua Robben pada menit ke-80. Iker Casillas tampak pontang-panting berusaha menyelamatkan gawang, berubah jadi Iker Casillan (baca: Iker Kasian).
Yang jelas Belanda bukan cuma sukses membalas kegagalan mereka meraih gelar juara, akibat kekalahan dari Spanyol, di final Piala Dunia empat tahun lalu, tapi juga telah mempermalukan sang juara bertahan. Hasil yang fantastis ini tentu mengejutkan banyak orang. Sebelum pertandingan, banyak penggemar bola yang sangat menjagokan Spanyol, salah satunya saya.
Pembantaian ini jelas meruntuhkan mental tim asuhan Vincente Del Bosque tersebut beserta pendukungnya. Tapi perjalanan belum berakhir. Masih ada dua pertandingan untuk masing-masing tim. Spanyol masih punya kesempatan besar untuk lolos dari penyisihan grup.


Chile 3                  –             1 Australia
Alexis Sanchez ’12                           Cahill ‘35
Jorge Valdivia ‘14
Jean Beaousoujour '90+2

Pertandingan lainnya adalah antara Chile dengan Australia. Chile yang sudah menggebrak dari menit-menit awal, langsung sukses membobol gawang Australia pada menit ke-12 melalui gol bintang andalan mereka, Alexis Sanchez. Tak lama berselang, Chile kembali menambah keunggulan melalui gol Valdivia di menit ke-14.
Australia berhasil memperkecil ketinggalan mereka berkat sundulan Cahill di menit ke- 35. Setelah itu tidak ada lagi gol yang tercipta sampai pada injury time menit ke-2 babak ke-2, Jean Beausoujour menambah keunggulan Chile menjadi 3 - 1.




Pencetak gol terbanyak sementara:
2             Neymar (Brazil), Van Persie, Robben (Netherlands)
1             Oscar (Brazil), Peralta (Mexico), Xabi Alonso (Spain), De Virjk (Netherlands), Alexis Sanchez , Valdivia, Beausoujour (Chile), Tim Cahill (Australia)


Babak Penyisihan, Group A: Brazil - Croatia, Mexico - Cameroon

June 13, 2014

Brazil 3                                –             1 Croatia
Neymar '20 (p), '71                            Marcelo '11 (og)
Oscar '90

Piala Dunia 2014 yang ditunggu-tunggu telah dimulai. Dibuka oleh pertandingan antara tim tuan rumah Brazil dengan salah satu tim kuda hitam Eropa, Croatia. Meski diunggulkan karena nama besar dan posisinya sebagai tuan rumah, Brazil tampil kurang maksimal di pertandingan perdana tersebut. Meski tidak diunggulkan, Croatia tampak lebih menguasai bola sepanjang babak pertama. Barisan pertahanan Brazil berantakan, seolah panic menghadapi gempuran-gempuran agresif dari Croatia. Bahkan, di menit ke-11, Brazil sempat tertinggal lebih dulu melalui gol bunuh diri Marcelo. Namun, setelah gol Neymar menyamakan kedudukan di menit ke-20, mental anak-anak asuh Luis Felipe Scolari itu mulai terangkat, walau pertahanannya masih saja berantakan. Babak pertama berakhir dengan skor imbang 1 – 1.
Skor imbang tersebut bertahan sampai pertengahan babak ke dua. Pada menit ke-71, Brazil menjadi unggul 2 – 1 ketika Neymar terjatuh (atau menjatuhkan diri) di kotak penalty dan sukses mengeksekusi hadiah penalty dari wasit. Di menit terakhir babak ke-2, Brazil berhasil mematahkan serangan Croatia dan berhasil memanfaatkan serangan balik untuk menambah keunggulan mereka menjadi 3 – 1 melalui gol Oscar.



Mexico 1             –             0  Cameroon
Peralta '61

Pertandingan lainnya di grup A adalah Mexico berhadapan dengan Cameroon. Hujan deras yang terus mengguyur sepanjang berlangsungnya pertandingan, sama sekali tidak mengurangi semangat kedua tim. Cameroon dan Mexico sama-sama bermain ngotot sejak awal babak pertama. Serangan-serangan agresif baik dari Cameroon maupun Mexico menghasilkan 2 gol untuk Mexico dan 1 gol untuk Cameroon, yang sayangnya ketiganya dianulir wasit karena terjadi dalam posisi offside. Babak pertama berakhir imbang tanpa gol.
Setelah melancarkan serangan bertubi-tubi, akhirnya Oribe Peralta memecah kebuntuan dengan golnya di menit ke-61 yang membuat Mexico unggul 1 – 0.



Pencetak gol terbanyak sementara:
2             Neymar (Brazil)

1             Oscar (Brazil), Peralta (Mexico)