Sabtu, 21 Desember 2013

Peran Penting Seorang Ibu

Sunday, December 22, 2013

Hari ini adalah sebuah hari yang sangat istimewa bagi semua ibu di Indonesia. Mengapa hanya di Indonesia? Karena hanya di Indonesia Hari Ibu dirayakan tanggal 22 Desember. Mengapa istimewa? Karena… sepertinya hanya satu hari ini saja masyarakat menyanjung-nyanjung peran wanita sebagai seorang ibu.

Seorang ibu, adalah sosok yang paling mulia dan begitu berjasa bagi anak-anaknya. Tanpa mengesampingkan peran ayah, peran wanita sebagai seorang ibu begitu pentingnya dalam keluarga.
Perjuangan yang dimulai dari mengandung selama sembilan bulan, dengan segala masalah dan resikonya, berusaha mencukupi kebutuhan nutrisi calon bayinya walaupun sulit untuk makan di saat rasa mual melanda. Lalu melahirkan, juga dengan segala masalah dan resikonya. Dan perjuangan tidak sampai di situ. Kemudian ibu harus menyusui anaknya, mengajarkan anaknya bicara dan berjalan, menyuapi, mendidik sampai tumbuh dewasa. Menjadi ibu, membesarkan anak-anak sampai tumbuh dewasa, adalah pekerjaan yang memerlukan skill yang begitu tinggi. Tidak ada ilmu pastinya. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda, dan karenanya, memiliki masalah yang juga berbeda-beda.
Dan pekerjaan seorang ibu bukan hanya mengurus anak-anak, namun juga mengurus suami, mulai dari bangun pagi, berangkat kerja, pulang kerja, sampai menjelang tidur. Belum lagi mengurus segala urusan rumah tangga. Bahkan ketika memiliki pembantu rumah tangga pun, ibu juga yang harus mencari pembantu, mengawasi pekerjaan pembantu sambil ikut berkerja juga, memikirkan apa yang harus dimasak untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

Itulah peran yang begitu penting dari seorang ibu rumah tangga.

Sayangnya, kebanyakan orang masih sering lupa betapa pentingnya peran ibu rumah tangga. Pada masa yang konon sudah maju ini, isu kesetaraan gender menuntut wanita untuk ikut berkerja, membantu pria mencari nafkah. Kalau memang tuntutan ekonominya begitu, ya mau apa lagi. Masalahnya, kemudian wanita jadi lebih dihargai ketika memiliki karir di luar rumah, ketika menghasilkan uang. Sehingga ada kesan, wanita yang tidak berkarir seolah hanya ‘mendompleng’ pada suami.
Orangtua yang memiliki anak laki-laki, ketika menilai calon istri sang anak, melihat apakah wanita itu berkarir atau tidak, punya penghasilan sendiri atau tidak. Ada beberapa wanita yang ingin maju dalam pendidikan atau karirnya, dengan alasan, agar tidak diremehkan keluarga suami. Apakah tidak cukup bahwa wanita itu memiliki keahlian untuk mengurus suami dan anak-anaknya? Tidak semua wanita mampu menjadi ibu rumah tangga.
Mereka lupa bahwa mengurus rumah tangga, anak-anak dan suami, membutuhkan keahlian dan kesabaran lebih dibandingkan berkerja di kantor. Pekerjaan apapun ada liburnya, ibu rumah tangga liburnya kapan? Pekerjaan apapun ada kenaikan pangkat, penghargaan atas prestasi kerja, pemberian tanda jasa setelah mengabdi sekian tahun, ibu rumah tangga tidak. Ibu-ibu kita tidak mengharapkan tanda jasa, piagam, atau sertifikat penghargaan. Suami dan anak sering lupa untuk menghargai istri dan ibu, bahkan kadang meremehkan dan menyakiti perasaan istri dan ibu.

Masyarakat pada umumnya begitu memuja wanita yang memiliki karir cemerlang. Bukan berarti itu salah. Bukan berarti wanita karir itu salah. Malah sebenarnya tidak ada salahnya. Wanita yang memiliki karir cemerlang memang hebat. Tapi mengapa masyarakat tidak menuntut pria untuk bisa mengurus anak? Mengapa masyarakat tidak memuja-muja pria yang bisa mengatur rumah tangga, mendidik anak-anak, dan melayani istri yang lelah berkerja?
Kalau yang mencari nafkah wanita, dan yang mengurus rumah tangga juga wanita, lalu peran pria apa?
Kalau memang peran pria sebagai pencari nafkah begitu pentingnya dibandingkan peran wanita mengurus rumah tangga dan membesarkan anak, mengapa pria tidak menikahi sesama pria saja?

Wanita bisa saja berkerja mencari uang dan mengejar kesuksesan dalam berkarir kalau mereka mau, tapi pria, sampai kapanpun tidak akan bisa hamil, melahirkan, dan menyusui!
Marilah kita mendukung kesetaraan gender, bukan dengan menuntut wanita untuk bisa melakukan pekerjaan pria, tapi dengan menghargai peran wanita setara dengan kita menghargai peran pria.

Ingat, di balik kesuksesan setiap laki-laki hebat selalu ada ibu dan istri yang hebat ikut berperan di dalamnya.

Terimakasih bagi semua ibu, khususnya ibu rumah tangga, yang telah melakukan pekerjaan yang sangat luar biasa. Terimakasih khususnya kepada wanita yang sangat luar biasa, wanita paling kuat dan paling sabar, ibu yang telah melahirkan dan membesarkan saya.


Selamat Hari Ibu J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar