Sabtu, 17 September 2016

Renungan 10,000 Jam

Kalau ingin menguasai sesuatu dengan sempurna dibutuhkan 10,000 jam terbang, maka untuk menguasai dalam 5 tahun, dibutuhkan latihan 2,000 jam per tahun. Berarti harus konsisten latihan 5.5 jam per hari selama 5 tahun.

Sementara, dalam satu hari ada 24 jam. Dengan asumsi waktu tidur yang sehat minimal 6 jam, waktu yang tersisa tinggal 18 jam. Jadi, maksimal bidang keahlian yang bisa dikuasai dalam 5 tahun adalah 3 bidang. Dan 1 atau 2 di antaranya harus bisa dilatih sambil melakukan kegiatan sehari-hari.

Contohnya, belajar bahasa asing, bisa dilakukan sambil makan, jalan, dll. Kalau bahasa asingnya Arab, mungkin bisa dilatih sambil solat juga.

Tapi itu tidak mudah. Idealnya, kita hanya bisa fokus pada 1 atau 2 keahlian.

Mengingat dalam 10 tahun ke depan hanya bisa menguasai dengan sempurna maksimal 6 kemampuan (kalau benar2 tekun), rasanya jadi sayang kalau harus mengorbankan waktu untuk hal-hal yang tidak menambah skill.

Pertanyaan berikut, kalau kegiatan bersosialisasi sudah dilakukan selama 10,000 jam, apakah kita masih perlu mengasah keahlian itu?

Ya tetap harus sih. Keahlian yang sudah dikuasai kan harus dilatih terus agar tidak hilang begitu saja.

Abaikan. Hanya pergolakan batin seorang wanita 30 tahun yang belum menguasai keahlian apapun, dan masih harus banyak belajar. Tapi sempat-sempatnya menulis status panjang lebar.

:

Keahlian apa saja yang sudah saya latih selama ini? Adakah yang sudah melampaui atau hampir mencapai 10,000 jam?

Keahlian dasar, seperti bicara bahasa Indonesia, sudah pasti lewat 10,000 jam. Bahasa Inggris, mungkin seharusnya sudah 10,000 jam, hanya latihannya pasti kurang efektif.

Menyanyi juga saya lakukan setiap mandi. Masalahnya, pertama, saya mandi paling lama 30 menit. Ke dua, saya tidak setiap hari mandi. Eh...

Keahlian menulis sudah dimulai sejak usia 5 tahun. Saya ingat, pertama kali mulai hobi menulis cerita adalah di TK, berarti paling tua usia 5 tahun. Saya tidak ingat berapa jam sehari rata-rata saya menulis saat itu. Tapi kalau mau dihitung efektif, mungkin saya menulis cerita (fiksi/non-fiksi) sekitar setengah jam per hari selama masa SD (6 tahun), yang berarti sudah 1,095 jam.

Lalu di SMP dan SMA, sedang trend menulis cerita di kalangan murid-murid, terutama wanita. Di masa itu, per tahun saya menulis hampir dua buah buku cerita dan satu cerita berseri. Selain hobi menulis cerita, saya juga menulis buku harian dan berita sepakbola. Jadi perkiraan saya, pada masa itu mungkin saya menulis 3-4 jam per hari. SMP dan SMA selama 6 tahun, menulis rata-rata 3 jam per hari, maka jam terbang saya sudah tambah 6,570 jam lagi, menjadi 7,665 jam.

Di masa kuliah, bukan saja saya masih rajin menulis cerita, tapi juga sedang begitu rajinnya menulis catatan harian. Maka di masa kuliah, yaitu...hehehe... 6 tahun, saya telah menulis rata-rata 5 jam sehari. Yang artinya, 10,000 jam terbang tanpa sadar telah saya capai pada bulan ke-4 di tahun ke dua saya kuliah. Dan tentunya keahlian menulis ini sudah saya latih terus secara alami setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar